26b. SWINGER CLUB

458 55 8
                                    

Liliana tidur di lantai kamar mandi. Kerongkongannya terasa kering. Percuma mengharapkan kiriman air atau makanan dari Samuel.

Pengalaman adalah guru terbaik, dan pengalaman Liliana mengatakan dia harus minum air keran jika tidak mau mati dehidrasi. Maka itulah yang dia lakukan, memutar keran sampai mengalirkan air. Ada air hangat juga.
Liliana lebih tahan lapar daripada haus. Samuel sering mengurungnya karena melawan meladeni fetish-fetish aneh. Samuel menyukai seks beramai-ramai. Pesta seks private. Samuel tentu menjaga citra. Maka dia memastikan peserta pesta seksnya bukan tukang mengumbar rahasia.

Sekali saja Liliana berpartisipasi dalam seks ramai-ramai. Waktu itu ada dia, enam orang pengusaha, dan satu orang perempuan lain yang ternyata sekretaris dari salah satu pengusaha. Liliana harus merelakan dirinya tersiksa. Semalaman dipaksa memenuhi fantasi bejat para laki-laki. Tujuh orang pria termasuk Samuel menggagahinya. Cukup sekali. Setelah itu Liliana selalu melawan.

Kalau orang mengenal Samuel sebagai pengusaha muda sukses, sayang istri, dan religius, mereka tertipu. Samuel pandai memainkan peran protagonis.

Bobot tubuh Liliana semakin merosot. Samuel mengatakan Liliana mengidap bulimia, memuntahkan makanan agar tetap langsing seperti mendiang Lady Diana. Padahal itu semua bohong. Liliana sering dikurung tanpa makanan setiap kali menolak diajak 'bermain' ramai-ramai. Terkadang dia dikurung seminggu penuh tanpa makanan.
Liliana tertekan, ingin bercerai tetapi bagaimana nanti dia hidup? Sebelum menikah mereka telah menandatangani prenuptial agreement. Harta atas nama suami tetap milik suami, begitu pula sebaliknya. Liliana akan jatuh miskin kalau nekat bercerai.

Liliana tengah berbaring menelungkup ketika pintu terbuka seminggu kemudian. Dia benar-benar lemas karena belum makan. Samuel melempar gaun putih tanpa lengan.

"Pakai itu. Aku mau mengajakmu makan keluar," perintah Samuel.

🔫 🔫 🔫

Setengah jam kemudian Liliana dan Samuel tiba di sebuah hotel bintang lima. Liliana tidak sempat berpikir betapa pucat wajahnya atau betapa berantakan rambutnya. Dia cuma ingin makan.

Staf hotel familiar dengan Samuel. Seorang pria mengantarkan mereka dengan lift khusus ke lantai 30. Musik dari piano dan biola yang dimainkan secara live mengalun. Pengunjung tertawa. Para wanita mengenakan pakaian terbuka. Sungguh mengundang.

"Apa ini pesta?" tanya Liliana.

"Semacam itu." Samuel menjentikkan jari.

Pelayan segera mendatangi mereka, menunjukkan meja kosong.

"Kamu mau makan apa?" tanya Samuel.

"Pasta kalau ada."

"Dua spaghetti aglio olio kalau ada dan wine."

Pelayan tadi membungkuk sebelum pergi.

Liliana mengedarkan mata. Pandangannya tertumbuk pada satu titik. Seorang perempuan membungkuk di mejanya sementara seorang laki-laki menyetubuhinya dari belakang.

"Kamu membohongiku!"
Liliana langsung bangkit dari duduknya. Sayang sekali pandangannya berkunang-kunang. Dia kelaparan dan pening. Samuel menangkapnya.

"Dasar lemah," ejek Samuel. "Kalau kamu mau makan, makan saja. Nggak perlu pedulikan orang di sekitarmu mau apa."

Pesanan mereka datang. Dua porsi spaghetti aglio olio. Harum sekali. Liliana memakannya dengan lahap. Samuel tidak berselera melihat istrinya makan, malah mengejeknya.

"Chika!" Samuel melambaikan tangan ke arah pintu.

Liliana mengikuti arah lambaian tangan sang suami. Perempuan bernama Chika itu cantik. Berpakaian terbuka seperti wanita lain. Dia tidak sendirian. Seorang pria berjalan di sisinya. Pria yang tampan dengan setelan jas mahal. Semakin dekat, Liliana semakin mengenalnya. Arlojinya pun dari merek yang sama dengan yang Samuel pakai. Panerai.

The J8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang