12a. PARA PENCARI PERHATIAN

286 52 5
                                    

"Selamat pagi, Pak Adam," sapa Letkol Banyuaji santun. Kenapa Adam tidak menjawab? Apa jangan-jangan dia ngembek karena pengawal sewaannya gagal melindunginya?

"Selamat pagi, Pak," ulangnya.

[Ini sudah hampir siang, Pak Banyuaji.]

Wah, Letkol Banyuaji tidak menduga kliennya ini akan meibutkan hal remeh. Namun, dia ingat tengah berbicara dengan Adam Tamabrata berserta segala keajaibannya. Meskipun arlojinya masih menunujukkan pukul sepuluh, Letkol Banyuaji mengalah.

"Selamat pagi menjelang siang, Pak Adam."

[Nah, seperti itu.]

Letkol Banyuaji cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala maklum. Usia Adam tidak muda lagi, tetapi kelakuannya terkadang mirip remaja labil yang masih mencari jati diri.

"Bagaimana kondisinya, Pak?" tanya Letkol Banyuaji basa basi. Etika bisnis yang sebenarnya bertentangan dengan nurani pria itu. Dia lebih suka blak-blakan, straight to the point.

[Jauh lebih baik, saya langsung ke kantor setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit.]

Mendengar lawan bicaranya penuh semangat, Letkol Banyuaji langsung ke inti pembicaraan.

"Begini, Pak. Kami sudah menemukan pengawal baru yang cocok untuk menggantikan J8 yang meninggal."

[Oh, ya?]

"Iya, Pak Adam. Makanya saya menghubungi untuk memastikan kesediaannya."

[Asal usulnya? Saya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.]

Beberapa saat lamanya keduanya diam. Belum hilang dalam ingatan Letkol Banyuaji ketika Adam menceritakan perihal Aiman, asisten mantan istrinya. Karena tergoda harta, si asisten membelot, bahkan nyaris membuat mantan istrinya celaka.

"Jangan khawatir, Pak Adam. Saya bisa menjamin kesetiaan J8 ini. Dia mantan anggota Kopassus yang menembak preman karena menusuk rekannya."

[Ah iya, saya pernah baca beritanya. Mantan anggota Kopassus yang legendaris itu bergabung dengan JAWS Guard? Sesuatu sekali ya. Nggak salah saya pilih JAWS Guard.]

Untuk sementara, Letkol Banyuaji dapat bernapas lega.

[Saya lama nggak ketemu Joy. Apa kabarnya?]

Benar-benar tidak punya malu. Sekarang seisi JAWS Guard tahu Adam mendekati Joy.

"Mbak Joy baik."

Adam di seberang panggilan terdengar mendengkus lalu menyapa seseorang di sana kemudian kembali pada percakapan di telepon.

[Baiklah, kebetulah J3 sudah datang. Begitu urusan saya selesai di sini, saya mampir ke kantor JAWS Guard sebelum ke kantor.]

Ucapan panjang Adam Tamabrata mengakhiri pembicaraan bersamaan dengan ketukan di pintu. Letkol Banyuaji kembali melirik jam tangan, meraih map folder hitam. Sealing wax keemasan tertoreh logo JAWS Guard dan kode VIP 163. Pria itu berdiri ketika mendengar handle pintu ditarik lantas menyambut Leander di ambang bilah persegi berbahan kayu mahogani.

"Silakan duduk, J8. Kamu cocok dengan jas itu."

"Siap! Terima kasih, Let."

"Tidak usah sungkan." Pria itu terkekeh saat mengenyakkan bokong. Disusul Leander di seberang meja. Satu alisnya naik ketika Letkol Banyuaji meletakkan map hitam di hadapannya. Dia sudah pernah membacanya, apakah Letkol Banyuaji lupa?

"Dokumen ini berisi data klien kita dengan kode VIP 163. Silakan dipelajari dulu." Letkol Banyuaji menyilangkan kaki, menumpangkan di atas paha. Leander sempat melirik IWC Pilot Top Gun melingkar di pergelangan tangan kanan ketika pria itu mengetukkan jari pada pinggiran sofa.

The J8Where stories live. Discover now