Jujur Azlan sedikit parno dan takut juga, untuk meninggalkan adiknya sendirian di rumah.

Namun ini adalah hal penting yang harus ia bicarakan, dan lagi-lagi ia harus menyembunyikannya dari Hazel.

•••

Sudah 30 menit yang lalu Azlan pergi, mungkin terhitung waktu yang sebentar. Tapi menurut Hazel ini sudah cukup lama.

Ia menelepon Kennand untuk menemaninya dalam panggilan telepon. Tapi lelaki itu sama sekali tidak mengangkat satu pun panggilan telepon Hazel.

Dalam suasana sedikit ketakutannya, bel rumahnya berbunyi. Ia sedikit takut, pikirannya mulai menuju ke arah negatif. Horor lah, penjahat lah, maling lah, semuanya tersirat sekarang.

Namun ia memberanikan diri, takutnya ada hal penting, misalnya kurir paket yang selalu mengantarkan pesanan online Hazel setiap hari.

Ia mulai membuka pintu rumahnya kini berjalan ke arah gerbang rumahnya, ia awalnya mengintip dari arah celah di gerbangnya, namun tak terlihat.

Sudahlah buka saja. Itu pikirannya kini.

Matanya membulat sempurna, ia terkejut dengan siapa yang datang ke rumahnya sekarang.

"A-aileen?" Hazel berjalan mundur perlahan, jujur ia jadi takut Aileen sekarang.

"Gue gak bakal apa-apain lo, gak perlu takut" ucapnya. Walaupun begitu Hazel tidak lagi percaya dengan perkataan lelaki itu.

Hazel menggeleng. "Gue panggil satpam, atau lo pergi dari sini?!"

"Emang lo tau apa yang mau gue omongin sama lo, sampe bawa gue kesini?"

"Gue gak percaya lagi sama lo, pergi atau gue panggil satpam sekarang?!"

"Oke! lo gak percaya lagi sama gue oke! gak masalah, yang gue mau sekarang lo dengerin gue sekali ini aja,"

"..gue mohon" lanjut Aileen memohon dengan suara yang parau.

Hazel tetap menggeleng. "Gak! Gue gak bakal denger apapun itu, lo bikin gue takut"

Aileen nampak menghela nafas panjang. "Oke, maaf soal itu. Tapi buat kali ini gue mohon"

Tidak ada pilihan lain selain mendengarkan apa yang akan Aileen bicarakan. Tapi lelaki itu hanya diam ketika Hazel mempersilahkannya untuk berbicara apa yang katanya akan ia bicarakan tadi.

"Lo mau ngomong apa si? giliran gue kasih waktu, oke kita bicara. Lo malah diem sekarang?"

Cowok itu menarik nafas panjang. "Gue, mau minta maaf."

"Itu doang?"

Aileen menggeleng. "Bukan cuma itu, lo tau hubungan gue sama Kennand gak baik?"

"Yaa". Hazel mengangguk. "Tapi itu bukan urusan gue" lanjut Hazel mengacuhkan pundaknya.

"Selama ini gue udah bawa-bawa nama lo, yang sebenernya gak ada hubungannya sama sekali"

Hazel tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan ia tau kalau Aileen dan Laura memiliki niat jahat.

Jadi ia takut penjelasan Aileen ini sebuah penghasutan.

"Pokoknya yang ada di pikiran gue waktu itu ya, gue harus bawa-bawa lo, supaya lebih tepatnya Kennand nyerah"

Kennand Perfect BoyfriendDonde viven las historias. Descúbrelo ahora