✎ Hanya segelintir kisah tentang cinta dan kasih sayang yang tulus, ditujukan untuk seseorang yang tersesat mencari jalan pulang. Dapatkah perasaan tulus itu menemukan kebahagiaannya sendiri?
―lapak Tae!Top and Gyu!bot
―bxb
ㅡIni hanya fiksi
"Kau tahu apa kesukaanku, Teddy Bear." Taehyun bersandar pada dinding di ruangannya sambil menatap ke jendela, lalu melirik ke jam di pergelangan tangannya. "Aku harus bersiap sekarang."
"Iya."
"Sebelum pergi aku akan mampir," kata Taehyun lagi.
"Aku akan menunggu," ujar Beomgyu sebelum menutup panggilan. Ia langsung semangat untuk bangun dan segera mandi. Pagi ini, ia harus bersiap ke pasar untuk membeli bahan makanan. Ia akan berencana membuatkan makanan kesukaan Taehyun.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yeonjun dapat merasakan hawa dingin yang menusuk kulit manakala matanya berhadapan dengan seorang pria paruh baya bernama lengkap Choi Jinhyuk, CEO dari perusahaan Eagle Corp. Memang bukan kali pertama mereka bertemu seperti ini, tapi setelah Yongbok menceritakan bagaimana sifat aslinya, rasa hormat dan segan Yeonjun padanya benar-benar menghilang.
Tapi tak dapat dipungkiri betapa menyeramkan tatapan pria itu padanya seolah-olah ia tahu apa yang dipikirkannya.
Siang ini, meeting terasa mencekam dan menusuk. Karyawan yang lain pun hanya bisa menunduk tak nyaman, sesekali mengusap tengkuk. Namun, sebisa mungkin Yeonjun tetap profesional mempresentasikan hasil pekerjaan timnya kepada klien. Choi Jinhyuk, yang terlihat begitu tegas dan tak terbantah hanya diam, mengamati. Gerak-gerik matanya berkali-kali menyesuaikan dengan pergerakan Yeonjun, tapi itu tak membuatnya gentar atau merasa gugup.
"Sekian dari saya. Bagaimana menurut anda, Tuan Choi?" Lelaki bermarga Kim itu akhirnya mengakhiri presentasi setelah beberapa menit berlalu. Dengan berani, ia mempertegas tatapan.
Jinhyuk diam beberapa saat lalu mengulas senyuman kecil. "Baiklah, sudah sangat jelas. Terima kasih. Kirimkan berkasnya padaku."
Ia pun mengakhiri meeting dengan canggung. Para karyawan lain langsung berbondong-bondong keluar dari ruang rapat. Yeonjun mulai merasa ada yang tidak beres dan ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Berusaha tenang, namun mempercepat gerakannya menyusun dokumen demi dokumen hingga menjadi satu.
"Kim Yeonjun."
Sial. Yeonjun sebisa keras menahan diri untuk tidak mengumpat manakala sebuah tepukan mendarat pada sebelah bahunya. Pelaku yang tak lain adalah Choi Jinhyuk pun meremas bahu Yeonjun seakan tengah memberi peringatan. "Aku dengar kau mengenal anakku?"
Pertanyaan yang terdengar tidak seperti sedang bertanya. Yeonjun tak paham apa maksud pria ini tiba-tiba menanyakan hal itu sekarang. "Anak anda?" balas Yeonjun pura-pura bingung.
"Choi Beomgyu. Kau tidak mengenalnya? Tapi, kau satu sekolah dengannya dulu?"
Skakmat. Yeonjun tak mungkin mengatakan tidak kenal. "Ah, Choi Beomgyu. Dia putra anda? Sejak saya lulus, saya tidak pernah melihatnya lagi." Setenang mungkin, Yeonjun menjawab sambil mendekap lengannya depan dada.