BAB 16 | Teman Curhat |

69 17 3
                                    

.

Blurr..

"ERLINNNN!!"

gadis itu berusaha berenang namun nihil ia sama sekali tak pandai berenang yang membuatnya kesusahan dan hampir tenggelam.

Dengan gerakan cepat Reyhan melepas sepatu dan kaos kaki beserta jaket nya terlebih dahulu lalu segera menyebur untuk menyelamatkan Erlin.

Ia segera meraih Erlin lalu membawa gadis itu ke tepi danau dan mengangkatnya yang di bantu oleh Erin.

Ia menepuk-nepuk pipi Erlin berharap gadis itu agar bisa sadar.
"Lo liat ini semua karna lo tau nggak!" ucap Reyhan kesal dengan tatapan tajam yang ia berikan pada Erin.

"Gue..gue nggak bermak-"

"Alah, sekarang gue minta lo pergi dari sini!"

Erin menggelengkan kepalanya, ia benar-benar tidak sengaja mendorong Erlin, tidak mungkin juga bukan untuk dia melukai Erlin apalagi gadis itu saudara kembarnya sendiri.

"Gue bener-bener minta maaf Rey, gue nggak sengaja!"

Uhuk..uhuk..

Erlin terbatuk dengan air yang keluar dari mulutnya.

Ia perlahan membuka matanya, pandangan pertama yang ia lihat adalah Rey, Erlin tersenyum kecil sembari memanggil nama cowok itu, sedangkan Reyhan cowok itu dengan segera membantu Erlin untuk duduk.

"Rey!" ujar Erlin lalu segera memeluk Cowok itu yang membuat Reyhan terdiam sesaat.

"Aku takut Rey, aku takut" ujar gadis itu. Reyhan masih diam ia memandang kearah Erin yang kini mulai memalingkan wajahnya kearah lain seakan tidak ingin melihat adegan di depannya Erin membalikan badannya lalu segera pergi dari sana, hati nya sangat sakit melihat orang yang di cintai nya kini bersama orang lain apalagi itu saudara kembarnya sendiri.

Reyhan perlahan membalas pelukan Erlin ia mengelus punggung gadis itu berusaha untuk menenangkannya.
"Udah lo nggak usah takut, ada gue disini"

"Aku takut sama dia Rey, Dari dulu dia selalu nyelakain aku"

"Iya"

.

Erin memasuki rumah dengan heandset yang terpasang di kedua telinganya.

Memasuki ruang keluarga membuat langkah nya terhenti, di depannya kini sang papa dan mama berdiri dengan tatapan tajam yang tak pernah terlepas itu. Erin melepas kedua heandset nya.

Seakan mengerti dengan tatapan itu perlahan Erin mengeluarkan suaranya.
"Ma, pa Erin nggak sengaj-"

Plaakk...

Dan yah seperti biasa, lagi dan lagi papa menampar pipi nya sebelum mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
Erin terdiam dengan kedua tangan yang memegang pipi nya yang kini memerah.

"KAMU LAGI, KAMU LAGI!!"

"NGGAK PUAS KAMU UDAH NYAKITIN ADIK KAMU BEBERAPA HARI KEMARIN!!?" tanya Dewi dengan disertai oleh amarah yang sudah di ujung tanduk yang membuatnya mendorong Erin dengan keras hingga anaknya itu terjatuh.

"Sepertinya kamu harus mama kasih pelajaran!"

Erin menggeleng keras, tidak dia hanya tidak sengaja mendorong Erlin.
"Nggak ma, Erin nggak mau!" ujar Erin saat Dewi menarik paksa tangannya.

"Sini kamu, udah lama mama nggak kasih pelajaran sama kamu!" Dewi terus menarik Erin hingga sampai pada lantai paling atas di rumah nya, GUDANG yah tempat itu, Dewi mendorong Erin masuk kedalam gudang lalu tak lupa ia segera mengunci pintu nya agar gadis itu tidak lagi bisa keluar.

"Ma, ERIN MOHON JANGAN KURUNG ERIN DISINI! ERIN TAKUT MA!!"

"SAYA TIDAK PEDULI, MAU KAMU MATI SEKALIAN JUGA SAYA TIDAK PERDULI, KARENA KAMU CUMAN ANAK PEMBAWA SIAL DI KELUARGA INI!!"

tangan yang semula mengedor-ngedor pintu kini mulai melemah, Erin terjatuh ia duduk dengan bersender pada pintu.

"Kenapa!? Kenapa harus gue!?" Lirih nya dengan air mata yang terus mengalir.

.

Erin mendongakkan kepalanya, Wajah pucat itu terlihat sangat kelelahan. Jam istirahat kini sudah berbunyi kelas perlahan mulai sepi hingga menyisahkan Erin dan Reyhan di dalam nya.

Erin bangkit dari duduknya saat melihat Reyhan yang hendak keluar kelas.
"Rey" panggil nya dengan langsung mencekal tangan cowok itu.

Reyhan melihat tangannya yang tengah di tahan oleh Erin lalu segera melepasnya yang membuat Erin tersenyum kecut.
"Gue cuman mau minta maaf soal kemarin, gue bener-bener nggak sengaja"

"Minta maaf ke Erlin bukan gue!" ujar nya dengan nada yang lebih dingin dari biasanya, Reyhan kemudian berjalan pergi dari sana.

.

Dengan bersiul kecil Bima meletakkan nampannya di atas meja di samping Sifa lalu menduduki dirinya di samping gadis manis itu.

Ia duduk dengan menopang dagunya menatap wajah Sifa yang di penuhi oleh makanan itu.

"Aiss, cakep banget calon istri gue" ujar nya tanpa sadar yang membuat gerakan Sifa terhenti.

Gadis itu melotot dengan wajah sangar.
"Ngomong apa lo barusan!?" Bima yang tersadar lantas menggeleng.
"Nggak ngomong apa-apa, salah denger lo!" alibinya.

Sifa mengangguk lalu kembali melahap makanannya, sedangkan Bagas yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecil melihat kelakuan Bima.

"Kalau suka bilang aja, nggak usah kebanyakan gengsi nanti di ambil orang nanges lagi" bisik Bagas yang membuat Bima berdecak kesal.

.

"Motor kamu mama sita!"

"Nggak ma, Semalam kan mama udah ngunci aku di gudang, trus kenapa sekarang motor aku mau di sita!?"

"Ini juga sebagai hukuman Erin, kamu mau ngelawan mama ha!?"

"Mama cape ya sama kelakuan kamu, kamu sama Erlin memang kembar tapi kenapa sifat kalian begitu berbeda, kamu berantakan, suka bikin onar, pembawasial di keluarga dan pembangkang sangat berbeda jauh dengan Erlin"

"Mama bisa nggak sih nggak usah ngebandingin aku sama dia terus, iya kami memang kembar dan kembar belum tentu sifat dan kesukaannya sama kan ma, mungkin mama ngomong gitu karena mama belum tau aja sifat asli Erlin-"

Plakk..

"Diam kamu, jangan pernah sekali-kali kamu menjelekkan nama baik Erlin, karena itu nggak akan pernah merubah semuanya kamu tetap Erin anak yang paling saya tidak sukai dan Erlin tetap akan selalu menjadi anak kesayangan saya!" Peringat Dewi lalu segera merampas kunci motor di tangan Erin dan segera meninggalkan kamar anak gadis nya itu.

Erin terdiam ia menatap kepergian sang mama lalu segera menutup pintu kamar nya dan menguncinya rapat-rapat.

Setelah nya Gadis itu berjalan kearah meja belajarnya lalu menduduki dirinya di kursi dan mengambil sebuah aquarium kecil yang berisi sebuah ikan emas di dalam nya.

"Lo tau, gue benci ada di tengah-tengah keluarga ini, tapi gue bisa apa"

"Dan gue benci sama dia Lol tapi dia juga kembaran gue dan tentu saja gue sebagai kakaknya juga punya rasa sayang sama dia Lol"

Erin tertawa kecil sembari mengusap air matanya yang sudah berani membasahi pipinya.
"Gue udah ke orang gila aja, curhat ko sama ikan, tapi cuman lo Lolly yang bisa dengerin semua keluh kesah gue, makasih yah udah mau jadi teman curhat nya gue, ya hahaha walau gue tau lo nggak akan pernah bisa jawab dan nggak ngerti karena lo kan ikan"

"Kenapa lo nggak jadi ikan ajaib aja sih Lol agar bisa ngomong sama gue, disini gue kesepian tau, emang lo nggak bisa yah jadi ikan ajaib seperti di film bawang merah-bawang putih!?"


.

Selamat menunaikan ibadah puasa semua!.

Azahra [ON GOING]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ