BAB 13. | Kebenaran yang tak dipercaya|

116 35 3
                                    


Happy reading.
.
.

.

"Kelompok yang lainnya kemana? Kelompok Erin mana kenapa belum sampai juga!?"

"Itu mereka pak!"

Sifa dan yang lainnya kembali dengan sangat panik yang membuat semuanya kebingungan.

"Kalian semua kenapa? Kok ngos-ngosan? Muka kalian juga panik lagi kenapa?" tanya ibu Sri

"Ha..huftt" Sifa berusaha menetralkan nafasnya.

"Tolong pak buk, Erin hilang!" Hening sesaat

"Apa? Kenapa bisa!?"

"Erin hilang?" Gumam seseorang

"Pak tolong cari dia pak" mohon Sifa dengan air mata yang sudah mengalir.

"Sifa nggak usah bohong deh" ujar Erlin tak percaya

"Kembaran aku mana, Sifa!?"

Ibu memeluk Erlin dan Sifa berusaha menenangkan kedua murid nya itu.

"Semuanya tenang, jangan panik. Ibu Sri tolong bawa yang perempuan ke tenda bu, dan kalian para jantan ayo ikut bapak kita cari Erin sama-sama, kalau belum ketemu kita panggil tim sar besok" dengan panik Bayu segera berlari mencari keberadaan adik nya itu, ia tidak ingin Erin kenapa-kenapa apalagi mengingat Erin yang takut akan gelap.

"Hei Bayu!"

"Semuanya ayo susul Bayu, saya nggak mau sampai ada yang hilang lagi, ingat jangan ada yang berpencar!"

"Yes, Rencana gue berhasil, Selamat menikmati kesengsaraan mu Erin"

.

"ERINNN!!!?"

"KAMU DIMANA ERINN!?" Semuanya mencari ke tempat-tempat yang pernah kelompok Erin lalui.

Bayu menatap keseliling nya, tak mendengar jawaban Bayu kembali memanggil Erin.
"ERIN DIMANA KAMU!??"

"Pak gimana kalu kita coba cari kearah kiri pak!?"

"jangan kamu nggak liat itu ada larangannya? Disana pasti banyak binatang buas nya, kita cari kearah lain aja!" semua kini mulai kembali mencari ke tempat yang lain, sedangkan Reyhan hanya diam berdiri di tempat itu ia melihat teman-teman dan guru nya yang sudah mulai menjauh lalu menatap kearah papan.

Entah kenapa ia merasa berat untuk pergi dari sini, hati nya selalu menyuruh untuk berjalan kearah kiri, pada akhirnya ia pun menuruti kata hatinya ia berjalan seorang diri kearah kiri tak memperdulikan lagi larangan pada papan itu.

"ERINN!"

"Pak Reyhan nggak ada!"

Mendengar Reyhan yang tidak ada sontak pak Agus mengarahkan senternya satu-satu kearah wajah para murid nya.

"Kemana pergi nya itu anak!? Tadikan udah saya bilang jangan berpencar!"

Pak Agus melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Pak Agus membuang dalam nya lelah.
"Kita kembali dulu ke tenda, kita cari lanjut besok sekalian bapak akan hubungi tim sar untuk membantu pencarian, mungkin Reyhan juga udah ke tenda duluan"

"Tapi pak, Bagaimana dengan adik saya!?"

"Saya sudah bilang Bayu, kita lanjut besok, kamu liat ini udah jam satu, tidak memungkinkan untuk kita melanjutkan pencarian, kita sudah mencari hampir dua jam tapi belum juga ketemu" Bayu tak punya pilihan ia pun menuruti ucapan pak Agus lalu kembali berjalan menuju tenda yang sudah di sambut oleh pertanyaan dari yang lain.

Azahra [ON GOING]Where stories live. Discover now