BAB 8. |Erlin Sahabat kecilnya Reyhan? |

104 53 7
                                    

*happy reading*.

.

"Ngapa lo?" Laki-laki itu menepuk pundak Reyhan kala melihat Reyhan yang tengah melamun.

"Nggak papa"

Bagas mendudukkan dirinya di sebelah Reyhan ia menepuk pundak laki-laki itu.
"Kek cewe lo, di tanya kenapa? Jawab nya malah nggak papa"

Reyhan yang mendengar ucapan Bagas itu hanya bisa terkekeh melihat temannya itu.

"Jadi gimana?"

Reyhan mengangkat satu alisnya tak mengerti dengan pertanyaan Bagas.

Bagas yang melihat raut bingung Reyhan lantas tersenyum
"Jadi gimana? Aza nya udah ketemu?"

"Belum, Gue bingung harus cari dia kemana lagi"

Bagas yang melihat perubahan dari raut wajah Reyhan pun lantas kembali  menepuk pundak laki-laki itu.
"Sabar aja dulu, gue yakin kalian bakal ketemu lagi"

"Owh yah, Lo pernah kasi dia sesuatu nggak?"

"Sebelum kami pisah sih gue sempet kasi dia kalung liontin Bulan sabit, sebagai hadiah perpisahan"

"Nah itu bisa jadi barang buat bisa bawa lo ketemu lagi sama dia"

"Lo punya tempat kenangan atau apa gitu sama dia yang hanya di ketahui kalian berdua?" tanya Bagas lagi

"Ada sih, dulu gue sama dia selalu ngehabisin waktu kita di sebuah danau. Dan yang tau tempat itu cuman gue sama dia"

"Nah jadi, Lo harus sering-sering ke tempat itu. Siapa tau kan dia juga datang kesitu"

"Kemarin gue sempet kesana, Tapi nggak ada siapa-siapa"

Tanpa kedua laki-laki itu sadari sedari tadi perbincangan keduanya di dengar oleh seseorang di balik tembok. Orang itu lantas tersenyum mendengar percakapan keduanya.

"Okey ini kesempatan gue agar bisa dapetin Reyhan" batin orang itu.

.

Erlin melihat di sekitar nya dengan waspada. Dengan langkah yang pelan ia membuka pintu kamar Erin.

Ceklek.

Mengetahui pintu kamar itu tidak di kunci lantas membuat Erlin tersenyum senang.

"Ck. Ceroboh" batinnya

Di kasur ia melihat Erin yang tengah tertidur dengan pulas. Lantas ia masuk dengan langkah yang hati-hati.

Gadis itu mencari sebuah buku harian Erin pada kumpulan buku-buku sekolah nya. Karena tidak berhasil menemukannya ia lantas membuka satu laci meja belajar milik Erin namun tidak juga menemukannya. Gadis itu terus mencari hingga pada akhirnya pun mendapatkan apa yang ia cari.

Saat hendak keluar Erlin tidak sengaja menyenggol sebuah bingkai foto yang hampir saja membangunkan Erin, namun untung nya ia berhasil menangkap bingkai tersebut sebelum menyentuh lantai.

"Eughh"

"Hufft hampir aja" gumamnya tersenyum lalu menutup kembali pintu kamar Erin lalu segera memasuki kamarnya.

Erlin perlahan membuka buku milik Erin. Membuka buku itu selembar demi selembar untuk mencari tempat yang di maksud oleh Reyhan tadi. Ia mencari alamat itu di buku ini karena ia tau Erin pasti selalu mencatat kesehariannya lewat buku ini.

"Nah ketemu" gumam Erlin

Erlin tersenyum sembari merebahkan dirinya pada kasur king size miliknya. "Erin, Erin. Gue nggak bakal biarin lo bersatu lagi sama Reyhan, Kalaupun itu terjadi. Gue bakal buat Reyhan benci sama lo, he gue nggak bakal biarin lo bahagiaaa!" Gadis itu tertawa layaknya nenek sihir.

Azahra [ON GOING]Where stories live. Discover now