38) Kantung Cream :)

18 5 0
                                    


Deg Deg Deg!

Apa yang baru saja dilakukan oleh Anna, tentu saja membuat Darrel terkejut. Pemuda yang baru datang itu benar-benar dibuat shock.

Darrel melepas sebelah headset bluetooth di telinganya, lalu memakaikannya pada sebelah telinga Anna.

"Akhem, em hm hm!" dehem Darrel, menjauhkan tubuh Anna darinya.

Arya yang baru saja masuk kelas, langsung menjadi bingung -melihat penampilan sohibnya yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Rambut lo kenapa?" tanya Arya, mengerutkan dahinya.

Tangan Darrel bergerak menyentuh rambutnya. "Oh, ini gu-e lupa pake pomade."

Cowok kulkas dua pintu itu, memang sangat hafal dengan gaya rambut Darrel, yang sebelah poninya selalu disibakkan ke atas. Kedua poni rambut Darrel yang berada di depan, tentu saja terasa asing di mata Arya.

Bodoh! umpat Anna membatin.

Selalu saja, Parangga, Parangga, dan Parangga! Kenapa dia harus mengganggu pikiran Anna untuk yang kesekian kalinya?

Potongan rambut Darrel hari ini, membuat Anna mengira kalau pemuda itu adalah Parangga. Ia berhasil dibuat lupa dengan kepergiannya untuk sesat, gara-gara Darrel.

Anna melepaskan headset bluetooth yang ada di sebelah telinganya, kemudian gadis itu meraih tangan Darrel dan meletakkannya di atas telapak tangan tersebut.

Dalam keheningan, beberapa pasang mata yang berada dikelas terus mengekori kepergian Anna, hingga gadis beransel mint itu duduk dan meletakkan kepalannya di atas meja.

Hari ini mood buruk datang, merusak paginya di sekolahan. Tidak tahu, siapa yang harus dia salahkan. Semuanya terasa salah. Entah itu, keadaan, orang, maupun kenangan!

****

Hawa dingin, ruangan bernuansa putih, serta bau obat, sudah menjadi ciri khas yang disuguhkan oleh UKS. Ketiga hal itulah yang Darrel rasakan saat ini.

Jam istirahat pertama, tidak Darrel habiskan untuk pergi ke kantin seperti biasanya. Kali ini, pemuda berambut rapi itu memilih untuk berbaring tenang di atas brankar yang tersedia di UKS. Berhubung tidak ada orang yang berkunjung ke tempat beraroma obat ini, jadi Darrel menggunakannya untuk sekedar beristirahat sejenak.

Terkadang, orang selalu berusaha keras dalam menjalani kehidupan agar segala bebannya bisa hilang dengan tidak memperhatikan keadaan dirinya sendiri yang benar-benar sudah lelah. Padahal, istirahat itu penting agar pikiran lebih fresh, dan saat memulainya lagi kita tidak akan merasa terbebani oleh keadaan.

Darrel lelah, sungguh. Berbagai masalah yang akhir-akhir ini datang, membuat dirinya merasa terbebani, oleh karena itu ia memilih untuk menjauhi keramaian sejenak untuk menenangkan jiwa dan menjernihkan pikirannya.

Setelah ini entah apa yang harus Darrel lakukan.

Darrel menarik napas sedalam-dalamnya, lalu mengembuskannya. Kedua kelopak matanya pun perlahan tertutup.

"Jaga Anna baik-baik." Suara semu itu kembali terdengar.

Drdtdtt!

Gentaran dari ponsel, membuat Darrel secara refleks membuka matanya. Hampir saja kejadian itu berputar kembali dalam benaknya.

Darrel bangkit dan meraih ponselnya, lalu mengeceknya. Bunyi itu bukanlah sebuah panggilan telepon ataupun notifikasi pesan, melainkan sebuah alarm yang sengaja ia pasang.

Layar ponsel kembali menghitam setelah Darrel mematikannya. Ia merogoh seluruh kantung yang ada di seragamnnya untuk mengecek benda yang seharusnya ia bawa.

Parangga [√]Where stories live. Discover now