Bab 13 - Malaikat Pelindung Putra

583 126 45
                                    

Mendengar ucapan Aziz, Putra terdiam. Pergi kajian bersama Aziz akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Namun, apakah dirinya mampu untuk menahan debar yang kadang terasa tak terbendung di dada?

Ah, tapi mereka kan tidak hanya berdua, akan ada para pengurus masjid di sana. Selama mereka tidak berduaan saja, rasanya tidak akan ada masalah. Jika dirinya berhasil menghadapi Aziz di sana, bukankah menjadi sebuah kemajuan besar? Artinya dia tidak perlu khawatir lagi saat berhadapan dengan pria mana pun?

Ya! Bukankah itu yang terbaik?

Lagipula, hari Minggu ini artinya bersamaan dengan rencana Rara dan Raja ke rumahnya. Ini kesempatan baginya jika ingin menolak mereka. Dia bisa beralasan baru ingat sudah punya rencana. Pergi mengikuti kajian bukankah lebih berfaedah?

Dia belum siap bicara dengan Bunda. 

Putra menyeruput es jeruknya dengan cepat untuk meredakan gugup saat mengambil sebuah keputusan berat.

"Umh ... Saya ada urusan hari itu, Bang," kata Putra akhirnya.

Aziz nyaris berdecak keras. Rencananya yang sempurna ternyata gagal.

"Tapi nanti kalau urusannya batal, saya hubungin deh, Bang," tambah Putra.

Aziz mengulas senyum meski agak dongkol. Paling tidak, sepertinya dia masih punya harapan.

"Oke, Put. Abang tunggu kabarnya, ya!" Aziz berusaha tersenyum meski akhirnya dia melampiaskan kekesalannya dengan melahap habis nasi gorengnya dengan kecepatan tinggi. 

Putra yang seolah bisa merasakan bahwa Aziz terburu-buru pun segera menghabiskan makanannya. Dia tak ingin membuat Aziz sampai terlambat masuk kerja padahal telah membuatnya tergesa makan demi menemaninya.

Untungnya, Aziz pun berpamitan dan tidak sempat mengantar Putra karena waktu masuk kerja sudah semakin dekat.

Di halte bus, Putra mengembuskan napas penuh kelegaan. Setidaknya dia tampaknya sudah mengambil keputusan tepat dengan menghindar sejauhnya. Dirinya belum yakin mampu menahan godaan syahwat terhadap Aziz. Apalagi di usianya sekarang ini, syahwat adalah salah satu ujian yang harus dihadapi baik untuk kaum sepertinya ataupun yang menyukai lawan jenis.

Bersikap sangat berhati-hati jauh lebih baik daripada menyesal di kemudian hari. 

Semoga begitu.

Putra tiba di rumah dan langsung membersihkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Putra tiba di rumah dan langsung membersihkan diri. Rasanya lelah sekali, tapi ada sisi hatinya yang berbahagia telah bertemu Aziz.

Hentikan, Put! Jangan happy! Tadi, cuma untuk konsultasi! Putra memaki dirinya sendiri.

Seusai salat Asar, Putra baru bisa membuka gawainya. Dahi Putra berkerut saat menemukan grup baru dalam aplikasi chatnya. 

'Malaikat Pelindung Putra'

LGBT story - FLAITHRI - Cinta di Persimpangan JalanWhere stories live. Discover now