BAB 1 - Perjumpaan yang Heboh

1.7K 231 95
                                    

⚠️ Ditulis oleh Reyn ⚠️

Senin pagi, lalu lintas kota Jakarta padat seperti biasanya. Mahira Rania alias Rara merengut melihat bus yang ditunggunya sudah penuh penumpang. Beberapa orang bahkan terlihat berdiri.

Gadis dengan rambut sepanjang siku dan agak ikal itu, menyugar rambutnya malas. Angin menggoyangkan rambutnya yang sengaja digerai bebas. Tubuh Rara yang tidak terlalu tinggi membuatnya segan jika harus berdiri di bus. 

Kali ini, Rara mengenakan baju kuliah yang sedikit santai. Celana jin sedikit longgar dan sepatu kets adalah andalannya untuk mengejar bus. Kemeja perempuan ditutupi jaket kulit longgar berwarna hitam. Sungguh penampilan yang terlihat gagah dibandingkan tinggi badannya.

Jam di tangan Rara masih menunjukkan pukul 7.12. Mata kuliah pertamanya dimulai pukul delapan, masih ada waktu. 

Rara nyaris membiarkan bus di depannya lewat begitu saja saat matanya menangkap sosok familier yang duduk di dalam bus. 

Flaithri Putra Ravi!

Tanpa pikir panjang, Rara melompat naik.

"Astagfirullah, Neng! Kalau mau naik, dari tadi atuh! Jangan naik bus yang udah jalan! Bahaya!" Kernet bus mengomelinya, tapi Rara hanya menyengir. Gadis itu masuk lebih dalam untuk menghampiri sosok yang tadi menarik perhatiannya.

Tepat saat itu, sosok yang dia cari berdiri untuk mencolek seorang pria tua yang berdiri tak jauh dari dirinya. Tanpa bicara apa pun, sang pemuda menyingkir dari tempat duduknya, mengisyaratkan pria tua tadi agar duduk di tempatnya.

Putra di mata Rara tampak berkilauan saat berbuat kebaikan seperti tadi. Cahaya mentari yang menyinari wajahnya, membuat ketampanannya meningkat 1000%. Apalagi wajahnya yang selalu terlihat cool meski sedang melakukan hal menakjubkan seperti tadi.

Rara tersenyum lebar, semakin mendekati pemuda itu. 

"Pagi, Put!" sapanya ketika dia berdiri di sisi sang pemuda.

Putra hanya meliriknya sepintas, tak menjawab. Rara bergegas mengganti kalimatnya.

"Assalamualaikum, Putra." Senyum manis tak lupa dilemparnya.

"Waalaikumussalam." Balasan yang diterima Rara lebih mirip gumaman. Wajah pemuda itu juga tetap masam seperti biasa, tapi Rara cukup puas.

"Udah sarapan, Put?" Rara mencoba mencari bahan obrolan lain.

Putra malah mengambil earphone dan menyelipkannya di telinga. "Jangan ganggu gue, gue mau belajar," sahutnya ketus. Pemuda itu membuka buku catatan kecil yang dipenuhi kata-kata berbahasa Jerman.

Bibir Rara mengerucut. Namun, dia ingat bahwa minggu ini memang sudah masuk minggu ujian. Dia tidak ingin mengganggu Putra. Pernyataan cintanya bisa menunggu, setidaknya sampai ujian selesai siang nanti. 

Sebagai gantinya, Rara ikut menyelipkan earphone di antara helai rambutnya, lalu membuka flashcard berisi huruf-huruf kanji Jepang.

Sebagai gantinya, Rara ikut menyelipkan earphone di antara helai rambutnya, lalu membuka flashcard berisi huruf-huruf kanji Jepang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LGBT story - FLAITHRI - Cinta di Persimpangan JalanWhere stories live. Discover now