PROLOG

2.5K 267 139
                                    

Seorang pemuda berumur delapan belas tahun berlari terengah menghindari empat orang yang kini mengejar-ngejarnya. Jantungnya bertalu dengan pikiran panik tak menentu.

"Hoi! Kok kabur! Emang mau ke mana?!" Salah satu pria tampan dengan tubuh atletis yang sedari tadi mengekornya, semakin mendekat.

Jalanan antara tempat pemuda itu biasa berolahraga sampai ke tempat kos terasa begitu jauh. Pada akhir minggu, jalanan ini cenderung sepi hingga dirinya tak bisa minta tolong pada siapa pun.

"Jangan lari!"

Pemuda itu masih mengabaikan panggilan silih berganti dari empat pria yang pantang menyerah berusaha menyeretnya ke lembah kenikmatan.

Masalahnya, pemuda itu masih bimbang. Dia masih perlu waktu untuk berpikir.

"PUTRA!" Suara familier terdengar di telinga pemuda itu. Dia mendongak dan melihat pria yang berusia lima tahun di atasnya itu tampak murka. Sajadah yang tersampir di pundak menandakan dia baru saja akan salat di masjid.

Ah, gara-gara dikejar-kejar, dia jadi panik dan tidak sadar azan Asar sudah berkumandang. Namun, dia bersyukur berpapasan dengan sesama jamaah tetap di masjid dekat kosnya.

Dengan segera Putra mempercepat larinya dan bersembunyi di balik tubuh pria tinggi besar itu. "Bang Aziz! Mereka ngejar-ngejar saya! Sa-saya…"

Aziz tak menunggu Putra menyelesaikan kalimatnya. Dia langsung menoleh garang ke arah para pengejar Putra.

"Kalian jangan main-main sama dia!" Suara Aziz terdengar dingin dan penuh ancaman.

Hatinya begitu membara melihat pemuda itu kini tampak ketakutan dan berkeringat dingin. Berani-beraninya mereka bersikap kurang ajar pada pemuda yang masih begini belia!

"Hei! Lo jangan ikut campur! Dia juga kayak kami!"

Aziz melirik Putra yang mencengkeram lengannya kuat. Hatinya mencelus.

"Pergi kalian! Gue nggak perlu bikin kalian mencium aspal dalam dua menit, kan?" ancamnya lagi.

Salah satu dari pengejar itu menyenggol temannya dan berbisik.

"Oh! Sialan! Ngomong dong! Ya, udah kita pergi!"

Tanpa banyak bicara keempatnya pun pergi meninggalkan incaran mereka.

"Kamu udah aman, InsyaAllah. Ayo, kita salat dulu supaya kamu lebih tenang. Setelah itu kalau kamu mau cerita, Abang siap dengerin." Aziz menepuk punggung Putra lembut.

Putra menelan liurnya gamang. Debar jantungnya bukannya semakin tenang, justru semakin meliar akibat senyum dan perhatian pria di hadapannya ini. Dia menunduk berusaha mengalihkan pikirannya yang mulai tak terkendali.

Sementara itu, Aziz merasakan sesuatu merayapi dadanya. Wajah Putra yang memerah, napasnya yang memburu, membuat pemuda itu terlihat semakin menarik.

Aziz tahu apa alasan empat pria atletis tadi mengejar pemuda ini. Mereka pasti ingin mengenalkan Putra ke dunia pelangi. Radar mereka pasti menangkap bahwa pemuda ini juga salah satu bagian dari mereka.

Sayangnya, bagi Aziz, Putra adalah incarannya sejak lama! Tidak akan dia biarkan siapa pun mengambil targetnya!

Putra hanya akan menjadi miliknya!

Dia akan membuat pemuda itu menerima takdirnya sebagai penyuka sesama jenis!

Pasti!

⚠️⚠️⚠️

13 November 2021

Lupa bikin divider sangking udah lamanya nggak post cerita di Wattpad. Wakakaka

⚠️ Gimana kesan pertama?

Ditunggu komen-komennya.
Bab 1 InsyaAllah besok.

Update SETIAP JUMAT kayak biasanya.

Makasih sudah berkenan mampir.

Shirei kangen Wattpad. Tapi, cerita2 Shirei yang sekarang nggak cocok sama Wattpad. ahhaha

Makanya, pas Reyn nawarin cerita ini buat kolab, auto ambil. 🤣🤣🤣

Semoga betah, yaaaa!!

LGBT story - FLAITHRI - Cinta di Persimpangan JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang