26 : Kesepian

205 34 5
                                    

Jangan mencoba berpaling lalu pergi.

Membayangkannya saja aku nelangsa.

Membayangkannya saja aku nelangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok! Tok! Tok!

"Sebentar!"

Ceklek!

"Kamu gak perlu repot-repot padahal," sambut sang gadis dengan raut tak enaknya.

"Gak papa. Anggap aja sebagai permintaan maaf karena tadi gak nganterin lo pulang."

Ily tersenyum tipis. Menggeleng kecil kemudian membuka pintu agak lebar. "Masuk, Je. Kamu hujan-hujanan, pasti kedinginan."

Jeno mengangguk samar lalu masuk ke dalam rumah Ily. Ia meletakkan beberapa kantong plastik ke atas meja berisi makanan yang ia beli di pinggir jalan tadi.

"Bentar, ya. Aku ambil baju ganti dulu."

"Gak perlu repot-repot, Ly."

"Enggak, Je. Kamu kebasahan, entar masuk angin."

Cowok itu menghela nafas dan mengangguk saja. Membiarkan Ily pergi sementara dirinya melihat-lihat sekitar dengan seksama.

Rumah Ily sangat sepi. Jeno bahkan sangat yakin jika ayah Ily sedang tidak ada sekarang. Dipikir-pikir lagi, ternyata gadis itu sungguh kesepian. Ia hanya memiliki Saga yang selalu ada untuknya. Pantas jika gadis itu mulai ketergantungan. Jeno cukup pintar untuk melihat hal itu meski Ily sendiri tidak sadar.

"Kamu pake baju Papa aku gak papa?" tanya Ily sambil menuruni anak tangga.

Jeno menggeleng pelan. "Makasih, Ly."

"Sama-sama." Ily menyerahkan handuk dan pakaian ganti untuk Jeno. Cowok itu menuju kamar mandi yang ada di lantai bawah, berniat mengganti pakaiannya di sana.

Sambil menunggu Jeno selesai, Ily menata makanan ke atas piring dan menyiapkan minuman. Malam ini, mereka rencananya akan mengerjakan tugas kelompok. Pemilihan kelompok pun berdasarkan tempat duduk, jadi tentu saja Ily akan bersama Jeno.

"Ayo kita mulai," ucap Jeno tepat di sebelah telinga Ily. Gadis itu mengelus dada, lalu menatap sengit Jeno yang malah senyum-senyum tidak jelas.

"Kamu bikin jantung aku mau lepas rasanya." Ily mendesis lalu mendaratkan pukulan ringan ke pundak Jeno.

Pemuda itu tertawa kecil. Sepertinya wajah cemberut Ily akan masuk list favorit Jeno mulai sekarang.

"Kamu cari dasar teori, ya. Aku kerjain beberapa pembahasannya."

"Oke."

Mereka pun larut dalam aktivitas masing-masing. Tampak Jeno yang sibuk membaca buku, sesekali mencari artikel di internet untuk memerkuat teorinya. Sementara Ily sendiri tampak sibuk mengetik jawaban dari permasalahan yang mereka bahas di laptop.

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang