13. YOUNG GIRL

3K 230 7
                                    

Theory : Relationship

~HEI, JANGAN LUPA VOTE DAN BERIKAN TANGGAPAN MU.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Wajah Viola tersenyum riang. Gadis yang menatap ke arah danau itu tampak gembira hari ini, mata coklatnya berkilauan terkena pantulan sinar matahari. Sesekali mengobrol santai bersama Kakek dan Kafka. Berbeda sekali dengan Lara yang sejak awal terlihat murung, tak minat mengikuti piknik.

"Yhino anaknya baik tapi kadang suka jahil"

Viola melanjutkan obrolan mengingat kelakuan salah satu teman sekelasnya itu. Mereka tidak akrab tapi cowok itu terus-terusan menganggu Viola yang mau tidak mau mereka jadi bicara satu sama lain.

Dakara ikut bicara, mengenal orang tua cowok yang Viola bicarakan. "Papanya selalu minta Kakek buat ngundang keluarga mereka, tapi berhubung kita nggak punya acara keluarga yang di adakan khusus jadi Kakek sungkan buat ngundang."

Zionel tidak memiliki keluarga besar, Dakara memiliki satu putra tunggal dan hanya hidup sendiri karena istrinya telah direnggut maut begitu pula dengan Zionel, yang tersisa hanya kedua anaknya jadi jarang sekali mereka punya rencana untuk kumpul bersama apalagi hubungan diantara mereka tidaklah baik.

"Yhino dari keluarga Cakrawilaga itu bukan? kalau nggak salah pernah denger dia dari keluarga Letnan Jendral."

Viola terperanjat. "Kak Kafka juga tau tentang keluarga Wilaga?"

"Siapa yang nggak tau, nama keluarganya cukup terkenal." Kafka mengangguk. Dia pernah satu kali bertemu Yhino dan Yhina secara tidak sengaja di toko buku.

"Emang kamu dia jahilin kamu gimana?"

Viola termenung sebentar. "Sebenarnya hal sepele, sering ngajak aku ngobrol padahal kami nggak akrab, sering juga ngajak cepet-cepetan ngerjain tugas padahal nggak ada tenggat waktu."

"Duh itu sih dia nggak mau kalah dari kamu La, hati-hati deh sama dia." Kafka berujar santai.

"Kalau Lara gimana sekolahnya?" Dakara mengalihkan atensi.

Lara yang ditodong pertanyaan tiba-tiba terkejut. Seharusnya mereka tidak menganggap Lara ada di sini dan lanjut ngobrol saja karena Lara tengah sibuk mengamati interaksi mereka bertiga. Lara tersenyum kecut. "Ya gitu kek "

"gitu, gimana?"

Lara bingung harus menceritakan apa, kegiatan di sekolah sama sekali tidak ada menariknya kecuali usaha Lara yang membuat sekitarnya menganggapnya sebagai orang normal yang tidak suka membuat kekacauan di sekolah. Lara tidak begitu ambisius karena sosoknya yang saat ini telah berbeda, sejak awal memang hanya cintanya pada Kafka yang membuat Lara ambisius di sekolah. Mungkin hal itu di picu karena pengalaman terburuk yang Lara alami selama ini, semua hal tragis itu meninggalkan luka yang sulit sembuh.

YOUNG GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang