2. YOUNG GIRL

5K 427 12
                                    

Theory : Personality

⭐️YOUNG GIRL⭐️

Tepuk tangan gemeriah menyambut tuntas inti acara pertunangan yang diadakan malam ini. Kafka yang berdiri menjulang tepat di samping Lara, menatap datar sekeliling dan sesekali tersenyum tipis kala kedua orang tua Kafka melotot ke arah Kafka. Berisyarat agar Kafka selalu bersikap baik, tidak menunjukkan Keterpaksaan.

Acara pertunangan selesai. Kafka menghela nafas, sejak tadi dia berdiri di samping Lara yang tampak semringah malam ini.

Gadis yang memakai dress hitam itu terlihat sangat bahagia apalagi ketika Lara menatap cincin yang tadi Kafka pasang, melingkar di jari manisnya. Malam ini Lara dan Kafka resmi bertunangan sesuai harapan Lara. sejak tadi Lara tidak henti-hentinya memarekan senyum manis pada orang-orang.

Kafka berdecih, segera menepis ketika Lara menautkan tangan mereka. "Berhenti buat Gue makin muak sama Lo"

Suara Kafka yang menekan tepat di telinga Lara membuat Lara tersenyum manis. Ucapan Kafka barusan bukan lah apa-apa dibanding kebahagiaan Lara malam ini.

"Nggak apa Lo makin muak sama Gue, asal Lo ada disamping Gue terus. itu udah cukup"

"Terserah"

Lara sudah seperti orang kehilangan akal sehat. Kalimat Kafka barusan, jelas menunjukkan kebencian yang amat besar terhadap Lara. Namun Lara justru menebalkan wajah dan tersenyum mengerikan seperti itu di mata Kafka.

Sayangnya malam ini Kafka sedang tidak ingin mempermasalahkan hal itu, percuma saja. Lara terlalu obsesif pada Kafka, jika Kafka kembali mempermasalahkan hal ini mereka akan berakhir bertengkar dan membuat kekacauan.

Selain itu, orang tua Kafka yang entah bagaimana dibuat selalu mendukung Lara. Terkadang Kafka tidak menyukai hal itu, terutama Mama Kafka yang selalu menarik Lara untuk bersama Kafka tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara Lara dan Kafka. Mereka hanya menganggap Lara dan Kafka masih seperti dulu. berteman, akrab layaknya saudara sampai seluruh hubungan itu berubah seperti saat ini. 

Drrtt...

Ponsel Kafka berbunyi. Kafka merogoh saku kemudian mengangkat panggilan masuk. Sofi.

Kafka mengernyitkan dahi. Untuk apa Sofi menghubungi malam-malam begini? Walau merasa heran, Kafka tetap menjawab panggilan tersebut sambil menepi dari kerumunan.

"Kaf...tolong Mama Kaf... tolong"

Suara Sofi terdengar panik dan ketakutan. Suaranya bergetar kecil setiap Sofi menyebutkan nama Kafka. Kafka tidak tahu apa yang sedang terjadi, sebisa mungkin dia akan mencoba menolong Sofi. "Iya. lo kenapa? Mama lo kenapa? "

"Mama Kaf, dia pingsan. aku takut, tolongin aku Kaf"

Sekali lagi Kafka mendengar suara penuh ketakutan dari Sofi. membuat Kafka menghela nafas dalam, kemudian berujar. "Oke. lo tenang aja gue pasti bakal nolongin lo"

Kafka melirik jam tangannya "Sekarang lo di mana?"

"Di rumah."

"Tunggu di situ, gue bakal kesana. Lo tenang dulu" setelah menutup sambungan telefon, Kafka bergegas pergi. Tanpa mengetahui ada seseorang yang tercengang dibalik dekorasi bunga yang di hias khusus untuk malam ini.

Lara mendengar semuanya.

Sejak tadi Lara yang memang curiga, memutuskan untuk mengikuti Kafka diam-diam. Benar saja. kecurigaan Lara terbukti, Kafka menghubungi orang lain yang Lara sendiri tidak tahu siapa. Apa mungkin seorang perempuan?

YOUNG GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang