12. YOUNG GIRL

3.2K 267 3
                                    

Theory : Relationship

~HEI, JANGAN LUPA VOTE DAN BERIKAN PENDAPAT MU.


⭐️YOUNG GIRL⭐️

Menjelang memasuki semester baru, sekolah mengadakan olimpiade. memilih siswa dan siswi terbaik di bidang akademik untuk menjadi perwakilan sekolah. Tahun ini di SMA Lintang Bumi hanya memilih dua cabang olimpiade sains, jadi dalam olimpiade ini Lintang Bumi hanya mengirim dua orang siswa atau siswi yang dianggap mampu dalam kedua cabang tersebut dari satu angkatan kelas.

Pengumuman tentang olimpiade sudah di beritahukan sejak jauh-jauh hari, agar para siswa maupun siswi meningkatkan pembelajaran untuk menjadi perwakilan sekolah. Meski begitu sekolah sudah mempunyai kandidat yang tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti tahun lalu, Kafka Aley Henderson yang terpilih untuk mewakili sekolah di cabang Matematika.

Tidak seperti yang seharusnya, olimpiade kali ini justru berbeda dan sialnya Lara jadi terlibat.

"Kenapa harus gue? Mereka pikir gue pinter apa" Lara masih menggerutu, tidak suka dengan keputusan yang ditujukan padanya.

Usai jam pelajaran, Lara diberitahukan jika dia menjadi perwakilan kelas mengikuti seleksi untuk menjadi perwakilan sekolah dalam olimpiade Nasional. Sistemnya sama seperti tahun sebelumnya, dimana setiap kelas mengirimkan satu perwakilan kelas yang memiliki nilai cukup untuk ikut seleksi. Diantara tujuh kelas dalam satu angkatan mereka yang dapat memenangkan setiap ujian seleksi akan menjadi perwakilan sekolah dalam ajang olimpiade.

Lara jelas tahu jika hal itu akan sulit baginya. dia tidak ingin berambisi lagi, cukup dengan hidup damai tanpa gangguan adalah harapannya. Lara melirik sekitarnya, bisa bisanya satu kelas setuju dengan keputusan ketua kelas yang membela diri ketika Lara protes tentang pengajuan namanya yang mendadak terpampang di daftar calon peserta olimpiade. Felia bilang jika ini adalah waktunya Lara membuktikan jika dirinya tidak seperti orang-orang sekelas pikirkan, Lara telah berubah.

"Ya udahlah lo tinggal ikutin aja, belum tentu juga Lo bisa lulus kan." Hesa bicara santai.

Benar sih, sekolah ini cukup unggul karena muridnya cukup kompeten. Di angkatannya ada enam orang lainnya yang bisa menjadi perwakilan sekolah, tidak mungkin Lara. Harusnya Lara santai saja, dia hanya perlu mengikuti seleksi itu sampai namanya dinyatakan tidak lulus.
"Yi, ini serius. Lo udah tau belum?" Saemi yang masih menatap lembar nama peserta seleksi menatap Yixa sejenak.

"Apaan?" Yixa mendekat, matanya terbuka lebar. Kaget bukan main melihatnya.

Lara yang berada di dekat mereka ikutan kepo, mengintip sedikit kertas itu. Sekilas tidak ada yang salah karena memang Lara belum menyadarinya sampai Hesa buka suara.

"Erlangga ikut seleksi olimpiade?"

☆☆☆

"Bagi saya, kamu tidak lebih dari anak pembawa sial yang pernah dilahirkan menantu saya."

Mendadak ingatan masa lalu muncul. Lara terperanjat menatap sosok tegas dihadapannya. Wajah keriputnya sama sekali tidak mengurangi aura kuat yang tercipta selama Lara mengenal sang Kakek. Diusianya yang telah menginjak lansia madya Dakara masih aktif sebagai pemegang utama perusahaan keluarga, sibuk dengan urusan kerja dan jarang dirumah. Sesekali bertemu Lara dan Viola jika menyempatkan senggang. Lara hanya tahu jika Kakeknya cukup bengis dan tak dapat dibantah.

Apalagi di kehidupan sebelumnya, Lara tahu betul jika Kakeknya membenci Lara.

Kali ini dia kembali bertemu dengan Kakek. Wajar saja jika ingatan menyakitkan itu kembali, Lara tidak akan pernah bisa melupakan segalanya. Lara termangu sebelum akhirnya membuka obrolan melihat Kakek tersenyum tipis padanya.

YOUNG GIRLOnde histórias criam vida. Descubra agora