9. YOUNG GIRL

3.7K 308 2
                                    

Theory : Relationship

~HEI, JANGAN LUPA VOTE DAN BERIKAN TANGGAPAN MU

⭐️YOUNG GIRL⭐



"Lo nggak apa-apa?"

Yixa menggeleng, mendorong pelan wajah Lara yang berada nyaris menyentuh wajahnya. Yixa mendecak kesal.

Setelah bertemu Erlangga kemarin, Yixa jadi banyak berpikir. pesta dan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat orang tuanya akan terjadi malam ini, Yixa sebenarnya ingin menentang agar dia tidak harus datang ke sana.

Lara mencebik. "Mending lo nggak usah ikut olahraga."

Mereka berada di pinggir lapangan outdoor. Karena hari ini kelas mereka ada jam olahraga, jadilah seluruh isi kelas dipanggil ke lapangan. Yixa duduk di sebelah Lara, sejak tadi hanya melamun sembari menatap teman kelas mereka di tengah lapangan sana.

Sementara Saemi dan Hesa tengah sibuk membujuk guru olahraga, agar mengizinkan mereka mengambil alat olahraga yang lain.

Yixa diam saja. Percuma dia menjelaskan kondisi pada Lara, gadis itu pasti akan meminta Yixa lebih banyak berbicara, untuk saat ini Yixa sedang malas mengeluarkan suaranya panjang lebar, hanya untuk menjelaskan hal yang tidak penting.

"Ra"

"hem"

"coba liat ke samping kiri lo"

Lara cepat-cepat menoleh, tatapan Lara mendadak terpaku. Ada sedikit rasa kecewa, kesal dan lega secara bersamaan. Lara tidak mengerti, mengapa dia masih bisa merasakan perasaan tidak berguna itu di hatinya. Sejak jauh hari Lara sudah menduga ini akan terjadi.

Tapi.... apa mungkin, perasaan Lara sekarang akan berubah menjadi lebih sakit, jika Lara terus-terusan melihat hal seperti ini?

"Kenapa, mau lo samperin sekarang?"

Lara menoleh pada Yixa, kepalanya menggeleng. "Nggak guna"

"Lo sakit hati? wajar sih Kafka emang milik lo dari awal"

Lara diam saja. Kalimat Yixa memang benar. Kafka milik Lara sejak awal. namun dalam sebuah hubungan entah itu persahabatan atau menjalin kasih, ada saat di mana salah satu dari mereka menyerah, merasa bosan dan perlahan mundur dari hubungan itu.

"Aku suka sama kamu"

Kafka berkedip, terkejut mendengar ungkapan gadis belia di depannya.

"aku juga kok"

Tangan Kafka mengusap pelan kepala Lara, senyumnya mengembang. Lara yang jengkel menepis kasar tangan Kafka, menatap penuh rasa kesal.

"iih aku serius Kafka! Aku suka, sayang, cinta sama kamu!" Lara tidak tahan, dia berteriak keras agar Kafka dapat dengan jelas mengartikan maksud ucapan Lara.

Kafka tersenyum, menarik tangan Lara dan menggandengnya pulang. Kafka tidak menanggapi atau membahasnya.

keesokan harinya, Kafka berubah. Hubungan mereka merenggang, hal itu membuat Lara merasa jika Kafka menolak perasaannya secara tidak langsung.

YOUNG GIRLWhere stories live. Discover now