「 27 : Started 」

Depuis le début
                                        

Toh Mark juga tidak berminat menghafal wajah-wajah orang yang menindasnya.

“Kalian tau? Sudah cukup kalian mengganggu orang lain yang bahkan tidak mencari masalah dengan kalian. Aku mengatakan ini, juga untuk menegur kalian sekalian. Perbuatan buruk kalian itu bisa menjerumuskan hidup kalian ke jalan yang salah, apa kalian tidak memikirkan orangtua kalian andaikata mereka mengetahui kebejatan kalian selama ini?” Mark berusaha menyadarkan anak-anak itu.

Berharap mereka menyudahi hobi buruk mereka yang suka membully, menyiksa serta memeras orang lain dan kembali ke jalan yang benar.

Dengan begitu, Mark juga akan mendapatkan ketentramannya lagi di sekolah. Tak lagi dipusingkan dan dibuat lelah dengan ulah anak-anak itu yang semakin hari semakin kelewat batas.

Namun salah seorang dari kawanan itu justru meludah ke arah Mark. Menunjukkan penentangannya atas nasehat yang Mark berikan.

“Kami tidak akan berhenti, sampai kami benar-benar puas membuatmu menderita! Fuck you, Jung!” Anak itu menghina Mark dengan seringaian sinisnya.

Mark yang sedari awal berusaha sabar, perlahan mendidih. Sorot matanya yang semula masih menunjukkan binaran kini terlihat dingin dan menggelap. Mark yang sekarang terlihat lebih berbahaya dengan aura mencekam yang terpancar dari tubuhnya.

“Don't say that name with your nasty tongue,” kata Mark dengan Alpha tone yang terdengar mengancam.

Seketika anak-anak di sana merasakan hawa dingin mematikan yang membuat bulu kuduk mereka meremang dengan sendirinya.

“Mulut dan lidah kotor kalian, sama sekali tidak pantas merendahkanku yang berbeda level dengan makhluk rendahan seperti kalian.”

Krakkk

“AARRRGHHHHH! SAAKIITT!!”

Dengan satu injakan kuat, Mark mematahkan satu kaki dari seorang pemuda yang berada sangat dekat dengannya.

Jeritan kesakitan bagaikan alunan musik merdu yang semakin membangkitkan sisi gelap Mark. Suara tangisan disertai teriakan minta ampun menjadi pengiring disetiap pergerakan Mark. Namun pemuda itu tidak menghentikan aksi sadisnya dan tetap memberikan ‘peringatan’ terakhirnya pada semua target sama rata, sebelum meninggalkan mereka di sana.

Hendery yang mengintip dari balik kaca diam-diam mengusap lengannya sendiri, ia jadi bergedik ngeri menyaksikan bagaimana kejinya Mark mematahkan salah satu bagian tubuh dari anak-anak malang di sana dengan senyum puas menghiasi wajah serta sorot mata yang menyala merah.

Sosok Mark yang seperti ini, tampak benar-benar berbeda dengan Mark yang Hendery kenal. Seakan Mark tengah dirasuki oleh sesuatu yang jahat.

Dhukkkk

Mark memberikan satu tendangan kuat pada target terakhir, yang selama ini selalu memberikan pukulan paling menyakitkan padanya. Anak itu sudah tak sadarkan diri terlebih dahulu bahkan sebelum Mark memelintir tangan kanan anak itu kebelakang.

Mungkin karena terlalu syok dan ketakutan setengah mati setelah menyaksikan penyiksaan yang dilakukan Mark sebelumnya, jadi anak itu langsung pingsan begitu Mark datang menghampirinya.

Tidak seru sama sekali.

Mark mendengus kecewa. Lantaran korban terakhirnya sama sekali tidak bereaksi apa-apa setelah ia mematahkan lengan anak itu.

“Mark...” Hendery memutuskan keluar dari tempat persembunyiannya lalu menghampiri Mark yang berdiri di tengah-tengah kawanan bajingan tengik yang kini tak sadarkan diri sepenuhnya.

Our Fate 「 The Jung 」Où les histoires vivent. Découvrez maintenant