💙12

89.4K 6.9K 110
                                    

Sepulang dari kampus Alenza menunggu Arsya yang akan menjemputnya. Sembari menunggu, Alenza memutuskan untuk makan Bakso yang berjualan menggunakan gerobak di pinggir jalan depan kampusnya.

Alenza telah memberitahu Arsya jika dirinya sudah pulang karena satu jam yang lalu Arsya mengirimkannya pesan agar jika sudah pulang dirinya bisa menghubungi Arsya.

" Len. Lo disini juga?" Panggil Ergi sembari bertanya dan duduk di depan Alenza.

" Iya kak." Jawab Alenza memakan Bakso yang terlihat menggiurkan di depannya.

" Nunggu jemputan?" Tanya Ergi.

Alenza hanya menjawab dengan anggukannya karena mulutnya yang saat ini penuh dengan bakso yang dimakannya.

" Oh, Sorry gue banyak tanya ya? lo makan aja dengan tenang." Ujar Ergi menggaruk tengkuk belakangnya.

Alenza memakan makanannya dengan tenang, meskipun ada Ergi di depannya, Alenza hanya fokus pada makanan di depannya.

" Kak Ergi tidak memesan?" Tanya Alenzasesudah mengunyah makanannya.

Sedari tadi Kakak tingkat di depannya itu sama sekali belum memesan makanan, sementara Alenza sudah menghabiskan setengah makanannya.

" Ah itu, iya gue lupa..... Bang bakso satu ya." Ucap Ergi memesan makanannya.

" Siap mas, saya kira Masnya cuma nunggu si Mbaknya makan." Ucap penjual Bakso membuat kedua pipi Ergi memerah menahan malu.

Alenza kembali memakan makanannya, sebelum seseorang duduk menempati bangku kosong yang berada di samping Alenza tanpa diketahui olehnya.

" Len, lo duduk sini aja, biar gue yang duduk di tempat lo." Ucap Ergi yang membuat Alenza mengernyit terheran.

" Kenapa kak?" Tanya Alenza terheran.

" Gak papa, lo duduk sini aja." Ucap Ergi yang sudah beranjak dari kursinya.

" Kenapa Alenza harus duduk disana." Ujar seseorang dengan suara berat membuat Alenza sontak menatap kearah sampingnya.

" Om Arsya?! Sejak kapan Om duduk disini?" Tanya Alenza terkejut saat mendapati Arsya yang duduk di sampingnya dengan tatapan datarnya..

" Apa itu perlu saya jawab." Ucap Arsya dengan wajah datarnya serta aura dinginnya yang menguar.

Berbeda dengan Alenza yang tidak menyadari sejak kapan Arsya duduk di sampingnya, Alenza sama sekali tidak menyadarinya karena dirinya yang sibuk memakan makanannya.

" Selesaikan makananmu cepat." Lanjut Arsya.

" Alenza sudah selesai Om. Bang ini uangnya ya." Ujar Alenza memberikan uang kepada penjual Bakso untuk membayar makanannya.

" Kak Ergi, Alenza pamit pulang. Assalamu'alaikum." Pamit Alenza pergi bersama dengan Arsya.

Ergi yang masih berdiri di tempatnya, sekejab terdiam terpaku disana. Ergi sama sekali tidak menyangka jika orang disampingnya kenal dengan Alenza. Ergi berfikir orang itu ingin berbuat jahat kepada Alenza, maka dari itu Ergi menyuruh Alenza untuk bertukar tempat dengannya.

Sementara itu di dalam mobil, Alenza duduk bersama dengan Arsya di kursi penumpang, karena Arsya membawa Sang supir untuk menjemputnya. Didalam mobil hanya terjadi keheningan didalam nya, sama sekali tidak ada yang memulai pembicaraan. Baik Arsya yang sedang sibuk dengan laptopnya ataupun Alenza yang sibuk melihat pemandangan melalui kendela samping mobil.

" Divia ingin dibawakan apa Om?" Tanya Alenza menatap Arsya di samping kanannya.

" Tidak ada." Jawab Arsya dengan nada dingin sementara itu tatapannya tertuju pada layar laptop yang berada di pangkuannya saat ini.

My Friend Is My MamaWhere stories live. Discover now