Mengisahkan tentang seorang anak perempuan yang bernama Melati Pradita Setiawan, dia juga memiliki 3 orang abang yang selalu menjaga nya dalam situasi apapun.
Suatu ketika, Melati melabuhkan hatinya pada seorang lelaki yang selalu menemaninya. Tetap...
Setelah kelas hari Senin selesai, sebagian dari anak-anak kelas C bersiap-siap untuk pergi bermain.
"Mel, lu jadinya sama siapa?" tanya Ribka yang sudah duduk di jok motornya Rian.
"Jasmine sama gue" jawab Jonathan sembari memakai sarung tangannya.
"Jasmine?" tanya Ribka kebingungan.
"Iya, Jasmine kan bahasa Indonesianya Melati" jawab Jonathan dengan santai.
Sedangkan orang yang mempunyai nama Melati hanya memutar bola matanya.
"Oke deh, gue absen dulu ya. Gue sama Ribka, Jojo sama Meli, Vito sama Putri, Chicko sama Apri, Leo sama Silva, Fadia sama Ikhsan, Daniel sama Syabda. Ready guys?" ucap Rian.
Semuanya pun senang, mereka berangkat ke tempat tujuan setelah melaksanakan sholat dzuhur.
Mereka tiba di Coffee Cafe pada waktu ashar, dan mereka melakukan ibadah terlebih dahulu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
------------------------------------------------ Fyi, gambar cafe diambil dari pinterest Kopi Sarasa ------------------------------------------------
Sedangkan disisi lain, Kevin memulai untuk ghibahin adeknya sendiri.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Akhirnya Kevin pun mengalah, dia hanya bisa berharap bahwa adek perempuannya tidak kenapa-napa lagi.
Sedangkan Melati sangat menikmati suasana di cafe itu. "Enak banget ya, adem. Jauh dari kata berisik" ucapnya sembari memejamkan mata.
"Iya sih enak, tapi jalan kesini nya bikin mampus ban motor" jawab Leo.
Semua orang pun tertawa. "Ini kak pesanannya" ucap barista yang datang untuk mengantarkan pesanan anak-anak kelas C.
"Terima kasih mbak" jawab Melati.
"Lu jauh-jauh kesini cuma pesen vanilla late? Kalo gitu pesen aja disana" ucap Daniel dengan tertawa.
