PART 3

470 31 2
                                    

Mas Hen? Ini beneran kamu kan mas? Kamu kembali lagi sama aku kan mas?... batinnya, seperti tidak percaya bahwa suaminya akan datang kembali.

"Inget pulang kamu mas?" tanyanya sembari mencium punggung tangan suaminya.

"Abang, ajak adek-adeknya main diluar dulu ya. Papa mau ngobrol dulu sama mama" ucapnya.

"Tapi kan pa, Ony kangen sama papa" rengek putra ketiganya itu.

"Iya nanti ya, nanti kita main lagi. Sekarang Ony sama abang dulu ya mainnya" terangnya.

"Iya pa" ucap Ony dan Kevin.

Mereka bertiga pun main di depan rumahnya itu, sedangkan suami isteri itu mengobrol di dapur. Agar tidak terlalu terdengar oleh anak-anaknya.

"Mas, kamu kemana aja sih selama ini? Aku teleponin kamu mas, teleponin papa. Tapi gak pernah ada yang angkat telepon aku"

"Maafin aku, aku kemarin khilaf. Aku kalut sama situasi yang sekarang"

"Khilaf? 4 bulan mas kamu tinggalin aku sama anak-anak disini. Selama itu juga, kamu gak ngasih uang buat kehidupan anak isterinya. Kamu lupain semua tanggung jawab kamu sebagai kepala keluarga"

"Mas bener-bener minta maaf, mas akui kalo mas salah. Mas udah nyuruh kamu buat gugurin kandungan itu, mas udah ninggalin kalian semua disini. Mas bener-bener gak mikir panjang waktu itu"

"Selama ini, mas pergi kemana?"

"Mas pulang ke rumah papa, di Pangandaran. Mas nyuruh papa jangan bilang ke kamu, mas belum siap ajak kamu sama anak-anak buat kesusahan lagi disana"

"Mas... Kamu beneran tega ya, kamu.... Kamu..." ucapnya terpotong karena menangis tak kuasa dan suaminya langsung memeluk isterinya itu, meskipun isterinya memberontak tidak mau dipeluk.

Suaminya itu terus menenangkan isterinya yang sedang menangis sesenggukan. Setelah isterinya merasa tenang, akhirnya mereka mengobrol dengan serius.

"Alhamdulillah sekarang mas udah dapet kerjaan lagi. Jadi dua bulan yang lalu, mas ketemu sama Ahsan, temen mas waktu kuliah dulu. Mas diajak kerja di kantornya dia"

"Terus?"

"Sekarang mas mau ajak kalian buat pindah kesana, mas udah beli rumah yang layak huni buat kalian. Kamu mau ya ikut sama mas?"

Tanpa berpikir yang panjang, isterinya langsung mengangguk, tanda setuju.
Dia hanya memikirkan nasib anak-anaknya kelak jika tidak mengikuti suaminya. Anak-anaknya yang masih kecil itu, masih membutuhkan sosok seorang ayah. Apalagi sekarang dia sedang mengandung.

Nak, papa udah pulang nak. Kita pulang ke rumah papa ya nak... ucapnya dalam hati.

Mereka pun membereskan semua pakaian dan barang-barang yang mereka bawa kesini.

"Abang, kakak, Ony" panggil papanya.

Mereka bertiga langsung berlarian ke arah papanya.

"Kita pulang ya nak"

"Pulang ke rumah yang kemarin lagi pah? Asik" ucap Kevin.

"Kita pulangnya ke Pangandaran ya, papa dapet kerjaannya disana"

"Yaudah deh pah" jawab Kevin dengan wajah ditekuk.

"Sekarang kita siap-siap dulu ya" ucap papa nya yang kemudian diikuti oleh ketiga anaknya.

Tibalah bulan kelahiran untuk anaknya yang keempat, yang pada awalnya tidak diinginkan oleh suaminya itu. Dia lahir di bulan Agustus 2004.

"Selamat ya pak, bu, anaknya sehat dan lengkap. Cantik seperti ibunya" ucap dokter yang menangani persalinan.

STORY OF MELATI (end)Where stories live. Discover now