“Saya punya banyak bukti. Ijinkan saya menyalakan ponsel ya, ssaem?” Tetapi sebelum itu, Mark meminta ijin terlebih dahulu. Daripada ponselnya disita.
Barulah setelah mendapat ijin dari Guru Ahn, Mark membuka folder galeri yang menampung foto-foto luka yang ia dapatkan sedari awal dimulainya pembullyan terhadap dirinya. Kebetulan sekali, setiap kali Mark memotret lukanya sendiri, Mark masih mengenakan seragam sekolah dan tanggal yang tercantum juga sesuai dengan tanggal kejadian.
Mark menyerahkan bukti foto-foto itu kepada guru Ahn. Guru Ahn sampai membekap mulutnya sendiri menggunakan tangan, kembali syok setelah melihat luka lebam dan berdarah yang Mark dapatkan dalam beberapa slide foto yang disimpan oleh si pemilik ponsel.
‘Untung aku masih terlihat tampan meskipun tubuhku dipenuhi luka.’ Mark membatin lega dalam hati.
“Percaya diri sekali kau.” Suara Minhyung mengintrupsi kepercayaan diri Mark.
Kemunculan Minhyung tentu sedikit mengherankan Mark. Biasanya sisi wolfnya itu lebih suka diam dan beristirahat ketimbang ikutcampuri urusan pribadinya.
“Ada apa? Sesuatu mengganggumu?” Mark bertanya pada Minhyung.
“Aku mendeteksi gejolak ‘mana’ yang tidak stabil di antara anak-anak itu.” Minghyung mengarah pada ke-6 remaja yang duduk di seberang Mark. Hampir semua dari anak-anak itu kembali beradu mulut dengan guru Ahn.
Tanpa Mark sadari, ada satu anak yang sedari tadi hanya diam, duduk dengan posisi kaku sambil terus melirik sengit ke arah Mark.
Mark baru menyadari tatapan menusuk yang dilayangkan anak itu padanya.
“Apa anak berambut coklat alay itu?” Tunjuk Mark melalui lirikan matanya. Ketika mendapat lirikan dingin oleh Mark, anak itu langsung menundukkan kepalanya namun dengan kedua tangan mengepal kuat.
Namanya Kim Eunjae, bisa dibilang anak itu yang paling pendiam dan tidak banyak bicara diantara anggota geng Jodae.
“Ya, benar. ‘Mana’ anak itu tidak stabil, seperti akan meledak kapan saja. Berbeda sekali dengan perangai yang ditunjukkannya saat ini di depan banyak orang, berusaha tetap terlihat tenang dan tidak banyak protes,” jelas Minhyung.
“Mungkin dia juga kesal lantaran bukunya aku bakar dan lagi dia kalah bertarung melawanku. Huh~ daripada bertarung, yang tadi itu berasa seperti latihan menghindari lawan saja bagiku.” Mark menyeringai remeh, mengingat kembali bagaimana anak-anak itu berusaha menjatuhkannya meski berakhir gagal.
Eunjae yang menyadari Mark tersenyum miring seolah sedang meremehkan ia dan teman-temannya yang lain sontak meradang. Eunjae bangkit berdiri seraya mengarahkan jari telunjuknya tepat kearah Mark yang masih asyik bertukar pikiran dengan Minhyung.
“KAU!!” Tudingnya dengan jari menunjuk. Tak ayal sikapnya itu mengalihkan atensi semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
Termasuk Mark yang terpaksa menghentikan obrolannya dengan Minhyung lalu memandangi Eunjae datar. “What?” Yang tentunya dibalas dingin oleh Mark.
“JANGAN-JANGAN KAU KETURUNAN PENYIHIR!! MENGAKU SAJA KAU, SEKARANG JUGA!”
Deklarasi mengejutkan Eunjae barusan, sukses membungkam mulut semua orang yang ada di dalam ruangan bimbingan konseling.
Termasuk Mark yang dibuat tertegun, lantaran terlalu syok dituding sebagai keturunan penyihir.
“What a crazy bastard...”
👑
👑
“What a nice day! Kau mau mencicipi sodaku?”
VOUS LISEZ
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
「 25 : Out Of Control 」
Depuis le début
