29.

15.9K 1.2K 278
                                    

Ini adalah hari ketujuh Aksa berada di rumah sakit, namun tak ada tanda-tanda Cia datang menjenguknya. Ke mana Cia pergi?

Ya, saat itu operasi Aksa berhasil. Peluru tersebut berhasil diambil. Dan selepas operasi, Aksa harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan. Namun selama tujuh hari itu Aksa sama sekali tak pernah melihat Cia. Terakhir, ia melihat Cia saat Cia menolongnya di gedung tua.

Seorang dokter masuk ke dalam ruangan Aksa, membuat Aksa membuyarkan lamunannya. Ia memeriksa keadaan cowok itu. Setelah selesai, sang dokter tersenyum ke arah Aksa. "Kamu sudah boleh pulang sekarang. Keadaan kamu sudah sangat membaik," ujarnya.

Aksa mengangguk. "Iya, Dok. Terima kasih."

Karena sudah diizinkan pulang oleh dokter. Aksa memutuskan untuk pulang sekarang juga. Ia ingin bertemu dengan Cia. Sudah lama Aksa tak bertemu Cia. Dan jujur, Aksa sangat merindukan istrinya itu.

Sesampainya di rumah, rumah terlihat kosong. Bahkan beberapa barang seperti sofa, meja, guci, dan lainnya terlihat berdebu. Yang berarti, selama seminggu ini tak ada yang menempati rumahnya.

"Cia nggak tinggal di sini? Ke mana Cia?" gumam Aksa.

Tak berselang lama, ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Senyum di wajah Aksa seketika mengembang sempurna. "Itu pasti Cia."

Dengan kerinduan yang amat sangat mendalam, cepat-cepat Aksa bergegas membuka pintu tersebut.

"Cia, lo dari mana aj ...." Seketika ucapan Aksa terhenti saat melihat siapa yang datang sekarang. "A--Ayah."

"Ayah, apa Ayah tau Cia di mana? Beberapa hari ini Aksa harus dirawat di rumah sakit. Jadi Aksa nggak tau kalau Cia nggak ada di sini," ujar Aksa.

"Ceraikan anak saya sekarang juga! Tanda tangani surat cerai ini!"

Suara dingin yang amat sangat menusuk pendengaran begitu menggema di telinga Aksa.

"A--apa maksud Ayah?" tanya Aksa yang tidak mengerti.

"Saya sudah tau perbuatan kamu selama ini pada anak saya, kamu selalu nyakitin dia, ngebuat dia menangis terus-menerus! Sekarang, tanda tangani surat cerai ini! Cia sudah menandatanganinya!" ucap Adit penuh penekanan.

"Nggak! Aksa nggak mau cerai sama Cia, Yah," lirih Aksa.

"Kalau kamu tidak mau menandatangani surat cerai ini, saya akan membawa kasus ini ke jalur hukum!" ancam Adit serius yang mampu membuat Aksa merasa ketakutan.

"Tapi, Yah ...."

"Cepet tanda tangani!!!"

Dengan terpaksa Aksa mengambil amplop yang berada di tangan Adit, kemudian mengambil secarik kertas yang berada di dalamnya. Ia membaca isi dari secarik kertas itu, lalu menandatanganinya. Ini adalah surat cerai, dan Cia ... dia sudah menangani suratnya terlebih dahulu. Apakah ini alasan Cia menjauh darinya?

Setelah suratnya sudah ditandatangani, Adit langsung mengambil surat tersebut secara paksa. "Saya akan urus perceraian ini secepatnya, agar anak saya bisa terbebas dari laki-laki seperti kamu!" Kemudian, melangkahkan kaki pergi menjauh dari hadapan Aksa.

Aksa menatap nanar kepergian Adit, ia ambruk di lantai-- mengacak-acak rambutnya karena merasa frustasi. "Bodoh! Gue bodoh udah sia-siain cewek sebaik Cia!!!"

Beberapa menit setelah kepergian Adit, tiba-tiba Gavin dan Queen datang. Mereka sangat kecewa dengan sikap putra mereka.

"AKSA!!!" teriak Gavin. Sontak Aksa langsung bangkit dari duduknya.

"Papa? Mama?"

Plak!!!

Gavin langsung menampar keras pipi Aksa, menyisakan tanda tanya besar di benak cowok itu. Aksa meringis kesakitan, luka di dadanya sedikit terasa nyeri saat ia terhuyung ke samping akibat tamparan Gavin.

AKSAFA (End)Where stories live. Discover now