13.

8.8K 730 97
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar. Terima kasih.
________________________________________

Cia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam UKS, ia berlari dengan kepala menunduk.

Bruk!

Tanpa sengaja, perempuan itu menabrak seseorang. "Maaf," ucapnya.

"Lo nggak papa?" Suara itu tak asing di pendengaran Cia. Cepat-cepat Cia melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Zi--Ziad?" gumam Cia, ia langsung memalingkan wajahnya karena tak ingin menatap wajah Ziad lama-lama.

Perlu diketahui, Ziad Mahendra--anggota geng Argos sekaligus teman dekat Aksa adalah mantan pacar Cia.

"Aku harus pergi." Cia melangkahkan kakinya menjauh dari Ziad, namun tanpa disangka Ziad memegang pergelangan tangan perempuan itu kuat.

"Ci, apa lo nggak mau balikan sama gue?" tanyanya yang membuat Cia membulatkan mata sempurna. Bagaimana mungkin ia menerima cinta dari lelaki lain sedangkan sekarang ia sudah menjadi istri Aksa dan mencintai lelaki itu sepenuh hatinya.

"Gue masih cinta sama lo." Ziad memang memang belum mengetahui jikalau Aksa dan Cia sudah menikah. Ziad hanya tahu bahwa Aksa dijodohkan dengan Cia, tetapi ia kira perjodohan tersebut gagal. Jadi ia tidak terlalu mempermasalahkan persoalan itu.

"Maaf, Ziad. Aku nggak bisa," ujar Cia kemudian.

"Kenapa ...?"

"Kamu nggak perlu tau."

"Ci, gue mohon ...." Ziad mengatupkan kedua tangannya di depan Cia, sorot matanya menandakan keseriusan.

"Aku nggak bisa!" tegas Cia, lantas segera pergi dari hadapan Ziad.

Sementara Ziad, ia hanya menatap nanar punggung Cia yang semakin menjauh dari penglihatannya. Ini semua memang salahnya. Kesalahannya di masa lalu tidak mudah dimaafkan oleh Cia begitu saja.

°°°°°°

"Kok lo cepet banget si datengnya? Gimana keadaan Luna? Dia udah sembuh?" tanya Andini ketika melihat Cia sudah datang ke kelas dan duduk di sampingnya.

Cia mengangguk. "Iya."

"Kenapa nggak lo jagain?" Lagi-lagi Andini bertanya membuat Cia merasa kesal setengah mati.

"Nanya terus si, Din!" ucap Cia sedikit ngegas.

"Eh? Santai dong, Ci. Lo kenapa si? Lagi PMS?" Andini mengernyitkan keningnya heran. Tidak ada angin tidak ada hujan, mood sahabatnya ini tiba-tiba memburuk.

Cia menghela napas panjang. "Luna udah dijagain sama Aksa, jadi aku nggak perlu jagain dia." Ia memaksakan senyumnya.

"What?! Serius lo?"

"Terus kamu pikir aku bohong gitu?" tanya balik Cia, ia memutar kedua bola matanya malas.

"Lo nggak cemburu, Cia? Suami lo lagi berduaan sama cewek lain, dia selingkuh!" Andini menekan setiap kata yang ia lontarkan, namun Cia hanya mengangkat kedua bahunya tanda ia tidak peduli.

"Kalau ditanya cemburu atau enggak, ya jelas aku cemburu. Tapi ini kan resikonya, aku harus bisa nahan rasa cemburu aku karena Aksa belum bisa menerima keberadaan aku sebagai istrinya," jawab Cia santai. Ia mengibas rambutnya ke belakang.

"Hm ... ya, ya, ya. Terserah lo!"

Tak berselang lama, Bu Siska--selaku guru pelajaran Matematika Peminatan datang, membuat semua siswa yang berada di dalam kelas duduk di tempatnya masing-masing.

AKSAFA (End)Where stories live. Discover now