「 23 : Interrogation 」

Start from the beginning
                                        

“UHUK! UHUK! BR-BRENGSEK KAU!!” Organ bagian dalam Taejun sudah banyak yang cedera dan terluka, ditambah dengan tendangan kuat yang dilayangkan oleh Daniel semakin memperparah luka dalam tubuh Taejun.

Taeyong menekuk alisnya tajam, matanya menyorot nyalang Taejun yang sedang terbatuk-batuk dengan posisi terkapar di atas lantai semen yang ternodai darah kotor lelaki itu.

Kemudian Taeyong mendongakkan kepalanya, menatap ke langit-langit ruangan yang gelap dan agak berdebu. Netra gelapnya bersinar keemasan lagi, Taeyong dapat merasakan presensi sang suami tak jauh dari tempatnya berada.

“Jaehyun mencariku.” Lalu Taeyong bangkit dari duduknya. “Kalian ambil alih dia. Lakukan apapun sesuka kalian, jika dia masih tidak mau memberitahu juga, habisi saja nyawanya detik itu juga,” katanya, dengan raut muka tenang seakan tidak ada beban sama sekali.

“Itu sudah cukup membuktikan bila orang ini tidak ada gunanya sama sekali,” imbuh Taeyong seraya menatap Taejun remeh.

Tubuh Taejun semakin gemetar dalam ketakutan.

“To-tolong beri aku kesempatan!!” Taejun meminta dengan muka putus asa.

Sayangnya, Taeyong tidak ingin mendengar kalimat basa-basi Taejun untuk waktu yang lebih lama. Dengan santainya, Omega cantik itu melenggang pergi dari sel bawah tanah yang suram dan lembab itu. Mengabaikan teriakan keputusasaan Taejun yang memohon belas kasihan dari Taeyong.

Taeyong menghela nafas panjang sambil menyandarkan pundak kirinya pada dinding lorong yang dingin sebelum melangkah menaiki tangga. Telinganya masih dapat menangkap jeritan keputusasaan Taejun dari tempatnya berdiri saat ini.

“Sayang?” Pintu masuk ruang bawah tanah dibuka dari luar.

Muncullah Jaehyun yang masih mengenakan setelan jas lengkap lalu menghampiri Taeyong yang tampak lemas sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding yang kotor.

Jaehyun melangkahkan kakinya lebar-lebar, khawatir istrinya akan pingsan karena terlalu lama berada di ruangan yang lembab ini. “Kamu baik? Apa ada yang sakit?”

Taeyong menggeleng menjawab pertanyaan Jaehyun. Taeyong bukannya sakit, hanya merasa lelah saja.

“Aku hanya sedikit kelelahan. Aku menyerahkan tugas investigasinya pada Daniel dan Lucas.” Taeyong memberitahu Jaehyun.

Jaehyun mengangguk mengerti. “Aku antar ke kamar ya? Kamu harus istirahat sekarang.” Jaehyun tahu Taeyong sedikit stress memikirkan insiden yang dialami oleh Jeno.

Dengan hati-hati, Jaehyun menuntun jalan Taeyong dengan satu tangan memeluk pinggang ramping sang istri.

Sesudah mereka keluar dari ruang bawah tanah, Taeyong dapat bernafas lega dan perlahan merilekskan tubuhnya yang sedikit tegang.

“Mom..” Ketika hendak menaiki tangga menuju kamar, suara Mark menghentikan langkah Jaehyun dan Taeyong.

“Ada perlu apa, Mark?” Jaehyun yang menyahuti Mark. Karena Taeyong masih sedikit lemas. 

Mark melirik ibunya yang tampak sedikit pucat. “Errr―nanti ada yang ingin aku bicarakan denganmu, dad.”

Sebenarnya Mark ingin menghibur Taeyong, Namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Ibunya pasti membutuhkan istirahat untuk menenangkan diri.

Jaehyun mengangguk kecil, bersyukur Mark peka terhadap kondisi sang ibu. Akhirnya Jaehyun dan Taeyong melanjutkan perjalanan mereka menuju kamar. Meninggalkan Mark yang bergeming di tempatnya sambil memperhatikan kedua orangtuanya naik ke lantai atas.

“Brengsek! Orang-orang itu sudah membuat keluargaku kacau seperti ini!” Mark mengepalkan kedua tangannya kuat. Marah atas segala hal yang terjadi pada anggota keluarganya.

“Hendery!!” Mark berseru memanggil Hendery yang berdiri tak jauh dari tempat Mark berada.

Secepat kilat, Hendery melesat mendekati tempat Mark. “Ya, Mark?”

“Kau tau di mana bajingan itu berada sekarang?” tanya Mark dengan suara yang terdengar lebih rendah.

Hendery mengerti, Mark pasti sangat emosi sekarang. “Di ruang bawah tanah. Ada Om Lucas sama Om Daniel yang menangani orang itu.”

Tentu itu tidak memuaskan hati Mark yang sudah terlanjur diselimuti awan gelap. “Kita turun ke bawah sekarang. Aku akan memberikan hukuman yang setimpal untuk bajingan itu!”

Mark berjalan lebih dulu menuju ruang bawah tanah. Hendery mendesah panjang. Sepertinya malam ini ia akan tidak bisa bermimpi indah setelah melihat aksi Mark pada penjahat itu.

Hendery sendiri tidak berani menghentikan Mark atau mendekati sahabatnya itu apa bila mood Mark sedang buruk seperti saat ini. Hendery berada dalam situasi sedikit sulit saat ini, kalau ia tidak berhati-hati, bisa-bisa ia juga akan terkena imbasnya.


🦁 TBC 🦁

Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now