「 21 : Keep the Distance 」

Mulai dari awal
                                        

Alangkah terkejutnya Guanlin mendapati Renjun ditarik-tarik secara kasar oleh seorang anak laki-laki yang ia ketahui berasal dari kelas sebelah. Tanpa berpikir panjang, Guanlin berlari menuju ke tempat Renjun berada.

“RENJUN!” Guanlin menyerukan nama Renjun cukup keras sehingga mengalihkan atensi semua yang ada di sana.

“Guanlin?” Renjun menoleh ke sumber suara dan melihat teman tingginya itu berjalan menuju ke arahnya secara tergesa. Ekspresi Guanlin terlihat tidak bersahabat, dengan sorot mata dingin seakan hendak membunuh orang.

Renjun mendongakkan kepala untuk menatap wajah Guanlin yang lebih tinggi darinya. “Guan? Kenapa ke sini?” Ya, kenapa? Guanlin tidak seharusnya ikut campur dalam masalah ini―tidak, lebih tepatnya Guanlin seharusnya tidak boleh terlalu dekat dengannya.

Dengan raut muka serius, Renjun berusaha mengusir Guanlin terlebih dahulu. “Pergilah. Aku bisa mengurus ini sendiri.” Yang mana tentu Guanlin acuhkan karena pemuda tampan itu tidak mungkin membiarkan Renjun melawan lelaki yang lebih besar dari badan Renjun sendirian.

Guanlin tidak menanggapi Renjun, lalu beralih pada Lee Woojin yang masih memegangi tangan Renjun seakan tidak ingin melepaskan tangan ramping itu darinya. “Lepaskan Renjun. Jika kau ada masalah dengannya, dibicarakan secara baik-baik. Tapi tidak seperti ini,” ujarnya, seraya memisahkan tangan Woojin dengan Renjun begitu mudah.

Woojin sendiri tak berani membantah Guanlin sebab Guanlin lebih dominant darinya. Hanya dalam sekali lihat, semua bisa mengetahui bila Guanlin adalah Alpha dominant dengan aura yang terasa berbeda. Itu sebabnya, tak ada yang berani mencari masalah dengan Guanlin karena mereka takut.

Termasuk salah satunya adalah Woojin. Pegangan tangan Woojin pada Renjun terlepas begitu mudah saat Guanlin memisahkan mereka. Kedatangan Guanlin sendiri seolah membawa angin segar yang dapat menyadarkan Woojin kembali kepada akal sehatnya. Pemuda itu sadar dirinya telah berbuat sebuah kesalahan besar dan nyaris saja hilang kendali andai kata Guanlin tidak segera datang.

Woojin memegangi pelipisnya lalu memijitnya pelan. “Maaf, maaf!! Aku tadi hampir lepas kendali. Maafkan aku, aku tidak bermaksud memperlakukannya sekasar itu!!” serunya sambil mengatakan kata maaf berulang kali.

Renjun mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman kuat Woojin. Guanlin yang menyadari bekas kemerahan pada pergelangan Renjun, tidak bisa untuk tidak emosi.

“Tetap saja kau telah menyakitinya. Apapun alasanmu, tidak seharusnya kau menyakiti seseorang,” geram Guanlin dengan alis menekuk tajam.

Woojin bergetar dibawah tatapan tajam Guanlin. “Maafkan aku, Guanlin! Aku sungguh tidak bermaksud memaksanya seperti itu! Sesuatu membuat pikiranku kacau jadi aku tidak bisa berpikir dengan benar tadi!” Woojin membungkukkan badannya berulang kali pada Guanlin dan juga Renjun sebagai permohonan maaf atas perilakunya.

Heejin dan Ningning mendengus tidak terima. “Apaan! Kau tadi sudah marah-marah hanya karena Renjun tidak sengaja bersenggolan denganmu! Jangan mencari alasan terus!” ucap Ningning mengompori Guanlin.

Guanlin menatap Woojin dengan dingin. Seketika atmosfir di antara mereka semakin terasa mencekam. Renjun menghela nafas panjang, masalahnya akan semakin bertambah ruyam semisal Guanlin berbuat sesuatu pada Woojin ketika mereka masih ada di area sekolah.

Maka dari itu, akhirnya Renjun menarik lengan kiri Guanlin. Mencoba menghentikan apapun yang hendak pemuda tinggi itu perbuat pada Woojin hanya karena dirinya. “Sudah. Aku tidak apa, itu tadi juga salahku kok. Aku tidak ingin membuat keributan. Lebih baik kita segera pergi saja dari sini,” ujar Renjun, sambil menatap Guanlin lekat, seakan melalui tatapan itu Renjun memerintahkan Guanlin untuk menuruti perkataannya.

Our Fate 「 The Jung 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang