Hello Alin : 44 | Rapuh

163 35 37
                                    

💕💕Happy Reading 💕💕Tolong tandai typo yaaa 😙***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💕💕Happy Reading 💕💕
Tolong tandai typo yaaa 😙
***

Nungguin gaaakk??? 😝

Nungguin gaaakk??? 😝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Jadi part ini lebih pendek dari biasanya, karena dibagi dua.

Kalo dijadiin satu part kepanjangan.




Silahkan membacaaa 💕💕

***

Arbi dan teman-teman yang lain sudah sampai di rumah Raka, karena Tante Anita sudah dibawa ke rumah. Terlihat sudah banyak kerabat Raka juga sudah berkumpul disana. Dan Arlin bisa mengenali bahwa Dokter Bima salah satu orang yang ada disana.

Dan dari keramaian orang itu tidak terlihat keberadaan Raka. Cowok itu entah dimana.

Arlin berjalan ke dalam, mengenali seseorang yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Tante Lina ..." sapa Arlin.

"Alin."

Terlihat mata sembabnya, dengan bibir yang mencoba tersenyum.

"Turut berduka cita, ya tante."

Tante Lina mengangguk, lalu memeluk Alin. "Makasih, ya."

"Raka dimana ya tante?"

"Dibelakang. Tolong temenin, ya. Tante takut dia kenapa-napa."

Arlin bisa merasakan bagaimana keadaan Raka saat ini, bagaimana perasaannya ketika ditinggalkan orang salah satu orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Raka dibelakang katanya." Ujar Arlin kepada yang lainnya.

Arlin berjalan terlebih dahulu bersama Arbi menuju ke ruang belakang, dimana terlihat taman yang disekat oleh kaca yang membuatnya bisa terlihat dari dalam. Mungkin taman hanya namanya saja, yang biasa dihiasi berbagai macam bunga atau tamanan lain. Tapi ini hanya rumput liar yang terlihat, dan pot-pot yang sudah tidak terisi.

Hello Alin | ✔Where stories live. Discover now