Hello Alin : 14 | Dokter Bima

269 41 1
                                    

Happy Reading❣❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading❣❣

masih banyak typo karena belum di edit, maklum yaaaa💛

***

Hello Alin | Dokter Bima

Arlin dan keluarganya sudah sampai di aula tempat acara syukuran klinik Dokter Bima yang saat itu Papa ceritakan. Ternyata acaranya memang di gelar cukup meriah, dengan banyak sekali tamu undangan yang datang. Dan banyak juga stand makanan yang jika Arlin hitung, lebih dari 20 jenis makanan, dan minuman pun berwarna-warni.

Ada beberapa orang yang Arlin kenal disana, karena banyak kolega Papa dan Mama yang sering Arlin temui di rumah sakit. Ia juga cukup banyak tersenyum dan menganggukan kepala ketika Papa atau Mama mengenalkannya kepada teman-temannya yang lain yang belum pernah Arlin lihat sebelumnya.

"Ini anak aku.. Alin," ujar Mama pada seorang wanita yang mungkin usianya sama dengan Mama.

"Wah, cantik ya," ungkapan klasiknya yang Arlin tahu itu untuk basa-basi saja, agar mama memuji balik anaknya yang Arlin tebak mungkin masih SMP, "Anak kamu juga cantik, kaya kamu dulu," ujar Mama. Nah kan.

"hallo tante.." Arlin mencium tangannya, dan nampak tersenyum.

Dan setelah banyak melakukan hal yang sama, Arlin bosan juga, kemudian ia izin pura-pura ke toilet.

Mungkin acara ini memang di desain untuk ibu-ibu dan bapak-bapak, jadi kurang menarik perhatian Arlin selain stand eskrim yang dari pertama kali datang sudah mencuri perhatiannya. Arlin diam-diam menjauhi Mama dan Papa nya dan mendekati stand eskrim, Ia mengambil mangkuk dan menuangkan eskrim rasa vanilla dan coklat banyak-banyak ke mangkuk, lalu mengambil toping oreo dan kacang, Arlin sangat senang sekali karena stand ini tidak ada yang jaga, jadi para tamu bebas untuk mengambil sepuasnya. Kemudian ia mengambil coklat roll yang ditancapkan ke atas tumpukan eskrim itu.

Saat ia berbalik, "Astaghfirullah!" hampir saja mangkuk eskrim di tangannya jatuh tapi buru-buru ia pegang.

"Lo—ngapain disini?!" pekiknya pada cowok yang sekarang berdiri mematung di depannya, Raka, iya, Raka si beruang kutub itu ada di acara syukuran dokter Bima.

"Lo ngapain?" Raka malah balik nanya.

Arlin mengendikkan dagu. "Sama bokap, nyokap gue."

Raka mengangguk, "Sama bokap," ujarnya kemudian. Maksudnya ia kesini dengan papanya. Tapi ya, bukan Raka namanya jika ia bisa menghabiskan energi untuk menjelaskan.

"Ooo.." Arlin membulatkan bibirnya, tapi ia bergumam kemudian, jangan-jangan Raka ini anak Dokter Bima yang waktu itu Papa ceritakan?

"Jangan-jangan lo anaknya Dokter Bima?" tebak Arlin, ia hanya menebak. Karena pasti banyak di bumi ini yang orang tuanya dokter, bukan hanya Raka. Dunia tidak sesempit itu, tapi.. "Ya," jawabnya. Membuktikan bahwa dunia ini memang sempit, terutama Kota Jakarta.

Hello Alin | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang