EXTRA CHAPT-9

5.8K 977 305
                                    

[ Jangan Lupa Vote+Komen nya, Stasy! ]

HAPPY READING!!
🖤🖤🖤

Selesai?

Tentu saja belum. Siapa yang berkata cerita ini akan selesai secepat itu? sedangkan sang Ratu belum mendapatkan Raja untuk bersanding dengan dirinya?!

Sang Ratu itu terlalu pemilih untuk hal tersebut. Karena itulah yang memang harus dia lakukan untuk kehidupan selanjutnya. Kehidupan yang terbaik tanpa adanya rasa sakit lagi seperti yang pernah dia rasakan.

Dia ingin kebahagiaan, namun dia lupa jika dunia ini tidak selamanya berkaitan dengan kebahagiaan saja. Ada yang namanya kesedihan, yang telah dia rasakan untuk kurun waktu lama begitupun dengan rasa sakit sebelum terjadinya kesedihan.

Jadi, apa yang akan terjadi kedepannya?

Dan berbicara tentang dirinya, sekarang sang Ratu itu tengah duduk di sebuah ruangan, menundukkan kepalanya sembari berhadapan dengan seseorang yang tentu saja memiliki kuasa lebih besar darinya dan pangkat tertinggi darinya.

Malam dingin ini seakan mendukung situasi panas saat ini.

"Apa semua ini, Umbriel?" suara beriton yang selalu terdengar lembut kini menjadi begitu dingin, seakan-akan memperlihatkan bagaimana kemarahan tertahan dari orang itu untuk gadis cantik dihadapannya, yakni Umbriel.

Umbriel terdiam ditempatnya. Dia tidak menjawab apapun seperti saat dulu. Entah kenapa, tapi kali ini dia hanya memilih untuk terus diam dan mendengar kelanjutan dari ucapan lelaki diahadapannya.

Lelaki itu adalah Fathi -Ayahnya.

"Ayah tau, ini adalah hak mu untuk menentukan siapa pilihan mu dan dengan siapa kamu akan bersama nanti. Tapi tidakkah kamu berfikir mengenai Ariel yang sudah setia menantimu disaat-saat kamu terpuruk? Dia bahkan tidak peduli dengan segala keadaan walaupun dia tau jika kamu belum selesai dari masa lalumu. Dua tahun memang waktu yang cepat, tapi saat melewati perkara sakit hati dan penyembuhannya, itu bukan sesuatu yang cepat maupun mudah, Umbriel. Apa kamu tidak bisa membuka sedikit mata hatimu untuk melihat dia? Sedikit saja," ucap Fathi mencoba mengingatkan kembali Umbriel pada masa dulunya dan menjelaskan bagaimana perempuan itu harus berpikir lagi.

Namun seperti yang kalian ketahui, Umbriel tetaplah Umbriel. Dia mengangkat kepalanya, menatap sang Ayah dengan tatapan yang begitu datar kemudian menggeleng pelan.

Ya, Umbriel menggeleng, pertanda dia tidak menyetujui apa yang Fathi ucapkan.

"Umbi yang menentukan segalanya untuk perasaan ini, Yah!" tatapan Fathi langsung menjadi sayu saat mendengar jawaban Umbriel. Kepalanya menggeleng pelan, "Putri Ayah tidak akan seperti itu, Umbriel. Jangan bersikap seperti kamu adalah orang lain dengan mematikan karakter lamamu yang sudah dikenal semua orang. Ayah sekarang merasa kehilangan Ratu kecil Ayah," lirih Fathi begitu berat.

Umbriel tersenyum tipis. Senyum yang begitu dipaksakan.

"Anggap saja begitu." Umbriel bangkit dari sofa yang dia duduki. "Umbi akan berbicara pada Ariel dan meminta maaf untuk menyelesaikan semua ini. Ariel adalah laki-laki yang baik sehingga bisa menerima semua fakta ini walau menyakitinya," lanjut Umbriel setelah itu melangkah pergi.

Fathi tidak terima. Tentu saja!

Putri yang dia besarkan dengan beribu pengajaran baik tidak bisa menjadi perempuan brengsek seperti sekarang yang egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

"Umbriel! Ayah belum selesai berbicara dengan mu!" teriak Fathi memanggil nama Putrinya. 

Namun, seakan tuli, Umbriel terus melangkah dan membuka pintu ruangan tersebut.

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang