SIXTY THREE

9.9K 1.2K 490
                                    

HAPPY READING!!
🌟🌟🌟

"Gue dengar katanya perusahaan Arietis di bom ya kemarin?" Tanya Bryan.

Saat ini dia sedang duduk di rumah Atta-Umbriel bersama dengan sahabatnya yang lain dan tentu saja terdapat pula para Inti Wintiash. Mereka semua membahas beberapa bagian yang mungkin bisa mereka jadikan acuan untuk pencarian tempat Gario nanti.

Umbriel yang duduk ditengah-tengah antara Atta dan Davie menganggukan kepalanya beberapa kali. "Musuh yang mereka punya terlalu banyak, salah satunya pasti yang merencanakan pengeboman itu," jawab Umbriel.

sembilan lelaki yang merupakan bagian Inti dari dua geng besar beserta dengan ketua mereka mengangguk setuju. Ini adalah kejadian yang mana hampir melukai ratusan orang di kantor itu.

"Dan mereka memang hanya bertujukan untuk membunuh dia saja. Buktinya semua orang di perusahaan itu dikeluarkan dulu sebelum bomnya meledak," sahut Rival.

"Hmm, dan yang paling aneh lagi bahkan Tuan Arietis juga dikeluarkan, dia dibawa pulang dan kata salah satu satpam dirumah itu yang gue datengin tadi katanya sempat terjadi perkelahian antara dia dan seseorang sampai akhirnya dia terkena serangan jantung dan dibawa kerumah sakit." Tambah Rico.

Terdiam dan memikirkan segalanya, mereka semua kemudian saling tata satu dengan yang lain seolah memiliki pemikiran yang sama terkecuali Umbriel, Ariel, Alby, Atta dan juga Davie.

"Jangan bilang kal-"

"Tuan Arietis udah tau apa yang Gario perbuat dulu," terang Atta yang membuatnya langsung ditatap oleh mereka semua.

"Maksud lo?" Tanya Syam.

Atta menatap mereka smeua dengan serius, "sebelum meninggal Asti diperkosa, dan pelakunya itu Gario. Waktu itu gue udah kasih tau ke lo pada tapi itu malah menimbulkan masalah dan terbelahnya kita semua,"

Mendengar penjelasan Atta, Ariel beserta kelima sahabatnya membelalakan mata mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang tau soal ini. Bahkan Ariel pun ikut terkejut, dia menatap wajah Umbriel yang terlihat begitu tenang.

"Lo tau soal ini?" Tanya Ariel.

Semua orang yang ada disitu sedikit melebarkan mata mereka saat melihat Ariel yang bertanya pada Umbriel.

Dengan santai, Umbriel membalas tatapan Ariel. Dia tau jika saat dia bangun orang yang tidak pernah dia lihat adalah Ariel, itu membuat dia berpikir jika lelaki ini pasti sudah tidak menyukainya namun saat mengetahui alasannya itu membuat dia semakin malas dengan ketua Demonfier ini.

"Ya," jawaban yang sangat singkat dari Umbriel membuat Ariel menghembuskan nafas kasar dan mengalihkan tatapannya kearah Atta.

"Hasil otopsinya bilang kek gitu, Ta?" Tanya Ariel lagi yang diangguki oleh Atta. "Dan itu dilakukan oleh sahabat lo." 

"Gimana lo bisa seyakin itu?"

Mendengar pertanyaan Ariel, mereka semua terdiam namun tidak dengan Umbriel. Perempuan itu berdecih kemudian melepaskan tangan Atta yang sedari tadi dia mainkan dan menatap dengan begitu intens kearah lelaki yang duduk dihadapannya dan tak lain adalah Ariel.

"Lo mau perkelahian and permusuhan macam apa lagi?"

Skak, satu pertanyaan yang langsung membuat Ariel terdiam. Dia tau, pertanyaannya dulu juga seperti itu sampai akhirnya mereka semua terpecah belah.

Melihat Ariel yang sudah terdiam, Umbriel hanya bisa terkekeh sinis sembari bangkit dari kursinya dan berjalan kearah kulkas.

"Lagian, Pak Ketua Demonfier, anda tidak tau apa-apa bahkan tidak melihat apa yang sebenarnya terjadi, jadi jika sudah dikasih tau oleh sang saksi mata maka percayalah. Jangan ikuti kata hati busuk itu dan pikiran bodoh itu setiap saat," sarkas Umbriel.

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang