“Ya sudah kalau begitu. Jangan bolos kelas lagi! Atau aku laporkan perilakumu pada Luna!” ancam Jaemin dengan muka yang terlihat serius. Gantian Jeno yang menghembuskan nafas lega, setidaknya untuk sekarang, ia bisa terhindar dari banyak pertanyaan yang akan memusingkan dirinya.
Sekarang, hanya satu yang membuat Jeno sedikit tidak tenang dan gelisah. Semoga saja Jaehyun tidak ikut menangani kasus ini, kalau sampai Jaehyun ikut turun tangan ke TKP, hanya dalam hitungan detik saja, daddynya itu sudah dapat menebak siapa yang ikut terlibat dalam ledakan tersebut.
Ughh..bayangan Jaehyun akan menceramahinya seharian sudah membuat perut Jeno mual.
“Kau kenapa?? Sakit? Wajahmu kok jadi pucat?!” Jaemin heran, tiba-tiba Jeno kehilangan warna di mukanya, membuat ekspresi sahabatnya itu seperti orang yang hendak pingsan kapan saja.
Jaemin jadi yakin, ada yang tidak beres dengan sahabatnya hari ini.
Tak ingin melihat Jeno lesu begitu, Jaemin memutuskan akan membawa Jeno ke ruang UKS saja. Mungkin Jeno perlu waktu untuk menenangkan diri, apalagi setelah ketegangan yang terjadi tadi pagi.
“Kita ke UKS saja ya? Kau bisa tidur di sana, nanti akan kuijinkan pada Dokter Jihyo.”
Jeno tidak bisa menolak ajakan Jaemin yang terdengar menggiurkan baginya. Jadi Jeno membiarkan Jaemin menuntun langkahnya, layaknya orang sakit menuju UKS dengan begitu hati-hati.
‘Maafkan aku, Na. Telah memanfaatkan kebaikan dan ketulusan hatimu. Tapi sekali ini saja, aku tidak ingin diusik dengan berbagai pertanyaan soal para Rogue itu...biarkan aku beristirahat untuk sejenak..’ batin Jeno sambil menangis lelah dalam hatinya.
🐻
🐻
“Mark hyung, kau yakin Jeno tidak kenapa-napa?”
Entah sudah keberapa kalinya pertanyaan itu dilontarkan oleh Haechan pada Mark yang berjalan di samping kanan pemuda itu.
Mark hanya diam enggan menanggapi. Pikirannya hanya terpusat pada Jeno yang kemungkinan besar masih ada di dalam sekolah. Fyi, ini sudah jam pulang sekolah mereka, begitu bel pulang berbunyi Mark langsung bergegas menuju sekolah Jeno dengan diantar oleh supir Kang yang sudah lebih dulu menjemputnya di gerbang. Dan entah kebetulan atau bagaimana, Mark bertemu dengan Haechan yang juga datang ke sekolah Jeno.
Bedanya Haechan berjalan kaki karena jarak sekolah Haechan dengan Jeno tak terlalu jauh. Rupanya anak itu juga sama khawatirnya seperti Mark.
“Stop. Kalian mau ke mana?” Hampir saja memasuki halaman depan sekolah Jeno, Mark dan Haechan berpapasan dengan salah satu satpam yang baru kembali entah dari mana.
Mark langsung maju untuk menghadapi satpam beralis tebal itu. “Saya kakaknya Jung Jeno. Saya diberitahu kalau para siswa tidak boleh pulang kalau tidak dijemput orang tua atau sanak saudara. Jadi saya yang datang menjemput Jeno,” jelasnya panjang lebar.
“Oh! Dan juga Jaemin, hyung!” Dengan cepat Haechan menambahkan. Berhubung Haechan tahu Yuta juga orangnya cukup sibuk, kenapa tidak sekalian menjemput Jaemin juga?
Satpam itu menelisik penampilan Mark dan Haechan dari atas sampai bawah. Tampak sekali menilai kedua pemuda itu, sebelum akhirnya mengijinkan mereka masuk ke dalam area sekolah setelah memberi kartu tanda tamu.
“Dipakai ya, jangan dilepaskan atau dihilangkan,” ujar satpam itu. Mark dan Haechan mengangguk kecil sebelum masuk ke dalam gedung sekolah Jeno yang sedikit ramai karena banyak orang tua yang juga menjemput putera-puteri mereka.
CZYTASZ
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
「 17 : Another Commotion 」
Zacznij od początku
