7. Loker Keramat

138 18 5
                                    

Halo gais aku kembali hehe setelah sekian lama ya kan

Udah berapa tahun coba aku ga update, lama bangetkan ya hihii

Oke, gak usah basa basi lagi

Selamat membaca!!

•••

Matahari setengah tenggelam yang pertanda hari menjelang sore.

Matteo saat ini sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi namun matanya terus melirik ke arah jam tangan. Tak lama pintu utama pun terbuka dan muncul lah sosok yang di tunggu nya.

Felicia berjalan melewati Matteo begitu saja karena terlalu fokus pada ponselnya, dia tidak sadar bahwa ada sang Abang yang memperhatikan nya.

"Ekhem." Matteo berdehem untuk mengalihkan perhatian sang Adik.

"Eh Abang," kaget Felicia sambil cengengesan.

"Abis dari mana jam segini baru pulang? Padahal jam pulang sekolah dari tadi loh." ujar Matteo menghampiri Felicia.

Sang tersangka pun hanya cengengesan yang membuat Matteo memutarkan bola matanya malas.

"Anu bang itu -"

"Anu-anu apa hah?" sela Matteo.

"Abang ih bentar Feli belum selesai ngomong nya." ujar Felicia sambil menghentakan kaki nya.

Matteo pun menatap Felicia dengan intens sehingga Felicia salah tingkah di tempat, Felicia sebisa mungkin menghindari tatapan sang Abang yang sangat erghhh ambigu menurutnya.

"Feli tadi main dulu Abang sama temen-temen." ujar Felicia.

"Kalo mau main pulang dulu, ganti baju. Jangan gitu lagi lain kali ga baik Feli." Nasihat Matteo sambil mengelus puncak kepala Felicia.

"Iya Abang iya." ujar Felicia menganggukan kepala.

"Ngerti engga jangan iya-iya aja." Matteo mengacak rambut Adiknya gemas.

Felicia tersenyum ke arah Matteo, "Iya Abangku sayang, Feli ngerti ko." ujarnya.

Lihat lah mata yang seperti bulan sabit itu sangat cantik tengah menatap ke arah nya, Matteo menggigit bibir dalam nya. "Bisa gila gue." gumamnya pelan sangat pelan.

"Yaudah ke kamar sana, Abang mau keluar dulu nanti bilangin ke Bunda yah." ujar Matteo berpamitan.

"Emang Bunda kemana bang?" tanya Felicia bingung.

"Katanya tadi mau belanja bulanan." jawab Matteo.

Felicia membulatkan mulutnya sambil mengangguk mengerti.

"Abang berangkat." Pamit Matteo.

"Iya hati-hati Bang." ujar Felicia.

•••

Matteo dan para sahabat barunya mempunyai janji bertemu di sebuah kafe yang sedang hits di kalangan para remaja, yaitu kafe Patric.

Matteo celingak celinguk melihat ke sekeliling nya sambil bergantian melihat ke arah ponsel katanya mereka sudah kumpul tinggal dirinya saja yang belum datang.

"Teo!" Teriakan seseorang mengalihkan perhatian Matteo, ternyata itu Arden.

Ah, ternyata mereka tak jauh dari tempat Matteo berdiri sekarang. Dia pun segera menghampiri nya.

"Sorry lama." ujar Matteo tak enak sebab sudah ada beberapa makanan dan minuman di atas meja. Apa mereka menunggunya selama itu pikir Matteo.

"It's okay Teo gapapa santuy." ujar Devon mengangkat kedua tangan nya menenangkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Loker 23 : Who She? Where stories live. Discover now