3. Sebuah Janji

1.3K 247 507
                                    

Yeayy comeback guys xixi..

Ig @mutyaraindah_ jangan lupa follow.

Jangan terlalu sungkan sama aku ya, kita kan kawan hhe^^

Selamat membaca!!

•••

Angin malam menerpa tubuh Matteo, membuat rambut nya berantakan tertiup angin.

Saat ini dirinya tengah berada di balkon kamar, menatap langit yang begitu indah dengan taburan bintang di atas sana.

Kamar ini, kamar yang selalu Matteo rindukan beberapa tahun belakangan, sebab dia tidak tinggal bersama keluarga nya karena sebuah alasan, tapi dia tinggal bersama kakek dan nenek nya di Amerika semenjak kelas 1 SMP.

Helaan napas kasar terdengar, kepala Matteo seperti tertimpa beban yang begitu berat, benar-benar pusing dan sangat menyakitkan.

"Arghh..." teriak Matteo mengacak rambutnya frustasi.

Orang-orang yang melihat Matteo pasti menilai nya begitu sempurna, mulai dari fisik yang tampan, harta yang berlimpah, otak yang cerdas, serta keluarga yang lengkap.

Tapi Matteo mempunyai satu kekurangan yang orang lain tak tau, hanya keluarga nya saja yang mengetahui.

Perlahan-lahan kalian juga pasti akan tau, karena setiap rahasia yang di sembunyikan akhirnya pasti terbongkar juga.

Dan ingat, tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan.

Ketukan pintu mengalihkan atensi Matteo,

"Abang cepet turun makan malem." ujar Felicia Syafarendra, adik dari Matteo.

"Hm, kamu duluan aja, nanti abang nyusul." sahut Matteo tanpa beranjak dari tempat nya.

Tak ada sahutan lagi dari luar sana, hanya terdengar suara langkah kaki yang mulai menjauh.

Matteo beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar nya untuk membasuh wajah terlebih dahulu. Setelah itu Matteo pun segera turun menuju lantai bawah.

Ternyata keluarga nya sudah berkumpul di meja makan, hanya dirinya saja yang baru datang.

Matteo menyempatkan diri mengusap puncak kepala Felicia sebelum dia mendudukan tubuh nya.

"Ekhem. Setelah selesai makan, nanti kamu ke ruangan Ayah." ujar Rendra pada Matteo yang telah duduk di kursi nya.

Matteo mengangguk, sebab tadi sepulang sekolah dirinya belum bertemu dengan sang Ayah yang sibuk bekerja.

Hening. Tidak ada percakapan, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Setelah makan malam selesai, Matteo segera menghampiri sang Ayah yang sudah terlebih dahulu berada di ruang kerjanya.

Matteo mengetuk pintu nya, setelah mendengar sahutan dari dalam, dia pun membuka pintunya dan masuk kedalam, tapi sebelum itu dia menutup kembali pintunya.

Matteo berjalan menghampiri Rendra, tanpa di suruh pun Matteo langsung mendudukan dirinya di hadapan sang Ayah.

"Ada apa?" tanya Matteo to the point.

Rendra yang tengah menatap layar laptop pun lantas mendongakan kepalanya menatap sang anak.

"Ayah cuma mau ngomong sebentar, kamu juga pasti tau apa tujuan Ayah manggil kamu ke sini." ujar Rendra.

Matteo termenung sesaat.

"Jaga batasan kamu Teo, inget janji kamu sebelum pulang ke rumah ini, jika kamu ingkar Ayah bisa saja kirim kamu ke Amerika lagi." lanjut Rendra menatap Matteo serius.

Loker 23 : Who She? Where stories live. Discover now