Sikap Jeno semakin membuat emosi para penggemar dari gadis bernama Kim Sookyung itu meningkat.
“JENO!? HENTIKAN! TOLONG BERHENTI!” Jaemin yang baru tiba lalu melihat keributan di halaman depan sontak berlari mendekat. Melihat Jeno dicengkram kuat oleh salah seorang pemuda berbadan tinggi besar membuatnya luar biasa panik.
Pemuda manis itu berlari dengan perasaan cemas menghampiri Jeno. “HENTIKAN! ADA APA INI SEBENARNYA?! KENAPA KALIAN MENCENGKRAM JENO?!” Jaemin berusaha menghentikan pertengkaran tidak berfaedah itu.
“BAGAIMANA KAMI BISA TENANG?! TEMAN SIALANMU INI SUDAH BERANI MENYENTUH DAN BAHKAN MENCIUM SOOKYUNG KAMI SECARA PAKSA!” tuding salah seorang pemuda di sana menunjuk ke arah Jeno.
“APA?!” Jaemin membulatkan matanya tak percaya.
Jeno? Mencium seseorang?! Dunia sudah mendekati kiamat sepertinya.
Lalu Jaemin menatap Jeno dengan pandangan menuntut penjelasan. Jeno menghembuskan nafas panjang, merasa muak atas hal mulia yang dilakukannya kemarin malah berbuntut panjang begini.
“Daripada mencium, itu lebih tepat dinamakan dengan memberi nafas buatan,” ungkap Jeno pada akhirnya. Pengakuannya membuat semua orang yang ada di sana menunjukkan reaksi beragam.
Mau tak mau, Jeno harus segera meluruskan kesalahpahaman yang tercipta. “Kemarin sepulang sekolah aku melihat nona Kim terjatuh di kolam renang dan meminta tolong. Karena tak ada satu orangpun yang ada di sana, aku terpaksa berlari mendekatinya dan menceburkan diri secara sukarela ke dalam kolam renang,” jeda Jeno sejenak. “Dia tenggelam dan nyaris kehabisan nafas di dasar kolam, jadi aku buru-buru mengangkatnya naik ke permukaan tapi dia sudah tidak sadarkan diri. Aku langsung memberinya pertolongan pertama tapi dia tak kunjung sadar bahkan setelah memuntahkan sedikit air dari paru-parunya,” terang Jeno panjang lebar.
“...jadi aku segera menggendongnya menuju ruang UKS. Jika kalian tidak percaya, silahkan tanya langsung ke dokter Jihyo,” sambungnya, dengan sorot mata menatap tajam semua orang yang menjudge dirinya.
Tatapan tajam dan gelap Jeno membuat bulu kuduk orang-orang di sana meremang dan dibuat diam tak berkomentar apa-apa.
“Awas saja kalau kau mengarang cerita!” ancam pemuda berwajah sangar pada Jeno. Sudah kepalang malu karena telah salah menuduh, pemuda itu dan komplotannya bergegas mengambil langkah seribu alias kabur dari sana.
Jaemin menghadiahi kepergian orang-orang itu yang sekaligus merupakan penggemar dari gadis bernama Kim Sookyung dengan juluran lidah meledek.
Jeno mengumpat pelan, “Hh! Bedebah!” Seraya menyentuh luka di bagian tulang pipinya. Jeno yakin nanti akan meninggalkan bekas lebam yang membiru bila ia tidak segera memulihkannya langsung.
Tapi tidak bisa. Itu akan menimbulkan kecurigaan banyak pihak jika lukanya sembuh hanya dalam hitungan detik saja. Minimal harus menunggu sampai pulang sekolah nanti.
“Ayo, kita minta Healer menyembuhkan lukamu!” Jaemin menarik tangan Jeno, hendak membawa pemuda itu menuju UKS.
Jeno menghela nafas kasar, kemudian pandangannya melirik ke arah papan mading yang masih terdapat beberapa foto dirinya dan Sookyung. Emosi Jeno kembali meluap ketika melihat foto-foto tersebut. Dengan cepat Jeno berjalan menuju papan mading tersebut lalu menarik paksa tempelan fotonya kemudian merobeknya menjadi beberapa sobekan kecil-kecil.
Jaemin hanya memandangi punggung Jeno yang berjalan cepat meninggalkan tempat itu, tanpa ada niatan menghentikan langkah sahabatnya. Entah mengapa, Jaemin merasakan sedikit kekecewaan setelah melihat foto Jeno tadi.
YOU ARE READING
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
「 15 : Skipping Class 」
Start from the beginning
