28.

953 78 12
                                    

Aku hanya manusia egois yang memintanya untuk selalu bersamaku tanpa disadari jika aku sendiri yang menaruh luka padanya
- Danendra Raka Bumi






Jakarta, 10.37

Danendra duduk di samping kuburan Jihan, memandangi tempat beristirahat terakhirnya. "Gue kesini lagi Han." Ucapnya seraya meletakkan kelopak bunga.

"Maaf jarang kesini, masih di Bandung kuliah." Danendra kembali duduk di atas tanah yang dipenuhi oleh rumput kecil, pandangannya kosong melihat tiga makam yang berjejer.

Danendra tersenyum tipis melihat langit yang begitu cerah seakan menyuruhnya untuk bersemangat. "Lo tau nggak Han, gue jadi benci hujan setelah kepergian lo, dan kemarin gue hampir kehilangan orang yang gue cintai waktu hujan juga."

Danendra menghela nafas kasar. "Dan gue nggak tau kelanjutan cerita ini bakal gimana kedepannya."

Danendra lalu meletakkan kelopak bunga pada makam Alendra dan Revan secara bergantian. "Alendra, lo bahagia kan disana gue nanti bakal jenguk Tante Evie."

"Gue pamit pulang." Danendra kemudian melangkahkan kakinya keluar dari area pemakaman menuju parkiran motor.

"Danendra!?"

"Hm?" Danendra berdehem setelah mendengar suara seseorang yang memanggilnya secara spontan ia berbicara.

Danendra tersenyum lebar melambaikan tangannya pada Camilla. "Lama nggak ketemu." Ucapnya lalu merangkul pundak gadis itu.

"Pe'ak!! Sesek ini!" Danendra tertawa terbahak-bahak lalu melepaskan rangkulannya melihat raut wajah Camilla yang tampak kesal.

Camilla berdecih sambil membenarkan tatanan rambutnya. "Kesini sendiri?" Tanyanya pada Danendra.

"Iya, sendiri lo juga sendiri kesini?"

Camilla menggelengkan kepalanya beralih menatap cowok itu. "Enggak sih tadi bareng sama Eira sama Irene juga sih, tapi tadi gue ke fotokopi dulu jadi mereka duluan."

"Udah lama nggak ketemu lo, apa kabar?" Tanya Danendra dan mengajak Camilla untuk duduk di salah satu kursi, gadis itu lalu duduk di samping Danendra.

"Baik kok kayak yang lo liat, cuman tambah sibuk aja." Jawab Camilla diakhiri oleh tawanya.

Danendra ikut tertawa renyah, bertambah usia tanggung jawab akan semakin bertambah. "Udah mulai masuk semester tua ya jaga-jaga aja."

"Jaga-jaga gimana ini, wahhh gue pengen lulus ya!" Danendra kembali tertawa mendengarnya.

Camilla ikut tertawa. "Bener dah, gue kayak udah nggak kuat buat kuliah tapi mau berhenti juga udah sampe sini, jadi sia-sia dong nanti gue."

Danendra mengangguk kecil menatap langit biru. "Mau berhenti sekarang udah terlanjur, ya sia-sia lo berjuang sampe sini apalagi waktu SMA, mati-matian ngejar nilai kalau ujung-ujungnya malah nyerah di tengah jalan."

"Iya sih, makanya gue lanjutin aja, ikutin alurnya Tuhan selalu ada buat kita." Danendra tersenyum hangat setelah mendengar ucapan Camilla tadi.

"Mil." Panggilannya pada gadis di depannya.

Sun and Moon Where stories live. Discover now