22.

1.3K 112 13
                                    

Hai semuanya...
Disini saya mau memperjelaskan mengenai cerita ini,

Cerita ini bukan termasuk drama Islam, yang memang cerita ini mengambil tema tentang hubungan beda agama antara Islam dan Kristen tapi, saya tidak mendasari semua chapter mengandung unsur agamanya.

Dan kenapa saya menggunakan tokoh Nadia, yang masih belum menggunakan hijab, karena dulu saya pernah mendapatkan kata-kata dari seseorang ''Kalau kamu masih suka sama yang beda agama berarti kamu belum bisa Istiqomah di jalan agamamu sendiri."

Disitu saya sadar dan saya masih belum berani menggunakan tokoh yang seperti itu, karena saya pribadi saja masih belum bisa Istiqomah di jalan agama saya sendiri.

Nanti akan ada chapter dimana Nadia bisa Istiqomah di jalan agamanya, entah itu bersama Danendra ataupun tidak.

Terima kasih...
Terima kasih banyak untuk kritikan dan sarannya, untuk memperjelas mengenai cerita ini.

Saya tidak meminta untuk semua pembaca cerita ini mempunyai pemikiran yang sama seperti saya, dan saya juga mempunyai pemikiran sendiri karena cerita ini sebenarnya diangkat dari kisah nyata.
























Setelah selesai makan Nadia membersihkan mangkok dan gelas tadi sedangkan Danendra kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur tugasnya sudah ia kirim tinggal klarifikasi dari dosennya.

"Kok tidur lagi?" Nadia menatap Danendra yang mulai memejamkan matanya gadis itu merapikan kertas-kertas tugasnya lalu meletakkan di atas meja.

"Dek, ayo cuddling sampe malem." Ucap Danendra dengan santainya.

Nadia melemparkan bukunya hingga mengenai kepala Danendra. "Gila kalik! Tadi malem aja udah!" Danendra cengengesan lalu meletakkan buku tadi di atas meja.

"Ayo ah!" Danendra segera bangkit dari duduknya lalu mengangkat tubuh Nadia dengan mudahnya.

"Kak Danendra!!" Danendra tertawa pelan lalu merebahkan tubuh Nadia di kasur, disusul dirinya yang ikut tiduran di sampingnya.

Nadia berdecak pelan lalu memukul pundak Danendra dengan kuat. "Kan tadi malem udah! Tidur terus!" Danendra mengeratkan pelukannya hingga tubuh mereka saling menempel.

"Diem nggak! Kalau nggak diem kakak cium lagi nanti." Ucapnya dengan memejamkan matanya.

"Nafsuan ternyata kak Danendra!" Danendra tertawa terbahak-bahak lalu kembali membuka matanya.

Danendra mengelus rambut Nadia yang menutupi sebagian wajahnya. "Kalau kakak nafsuan itu tadi bukan first kiss kakak."

Nadia membulatkan matanya. "Itu first kiss kakak?!! Nggak percaya aku, masak kayak gitu first kiss." Danendra langsung menyentil kening Nadia.

"Dikira kakak apaan kalik! Kamu tadi juga bilang gitu." Nadia mengelus keningnya menatap tajam Danendra ingin sekali dirinya memukuli habis-habisan.

"Kan emang gitu-"

"Kakak cium nih." Nadia langsung menggelengkan kepalanya pelan jujur bibirnya terasa sakit apalagi gigitan Danendra tadi.

"Sakit..." Ucap Nadia dengan memegang bibirnya yang tadi sempat mengeluarkan darah akibat ulah Danendra.

Danendra mengelus pelan bibir Nadia dengan jari telunjuknya. "Bagus gini, biar orang tau kamu punya kak-"

Plak!!

"Diem nggak!! Aku pulang kalau bilang gitu terus!!" Danendra langsung menggelengkan kepalanya kembali memeluk Nadia dengan erat satu tangannya memegang pinggiran kaos Nadia dengan sangat erat.

Sun and Moon Where stories live. Discover now