19.

1.1K 112 15
                                    

Hai semuanya~
Apa kabar??

Semoga baik-baik aja, jangan lupa makan!!
Author suka bingung sama mereka yang bilang lupa makan, kok bisa ya lupa makan sedangkan Author habis makan siang udah mikir nanti sore mau makan apa.

Jaga kesehatan, lagi pandemi kayak gini, pakai masker yang bener, jangan lupa cuci tangan!! Bawa hand sanitizer!!

Jangan lupa belajar!! Tugasnya dikerjain itu juga demi masa depan kalian, jangan main hp terus...
Nanti dimarahin orang tua kalian!!
Author nggak bakal dimarahin tapi ya masak mau males-malesan

Oke!!
Cerita sekuel dari [ Blue Sky ]✓

Happy Reading:)



























Nadia duduk di salah satu kursi di lapangan basket menatap langit yang terlihat sedikit tidak bersahabat. "Mendung, tapi gue nggak mau pulang, belum ketemu kak Danendra..."

Gadis itu melihat sekeliling, lebih tepatnya memperhatikan gedung arsitektur. "Bukannya jam segini udah selesai?" Monolognya pelan sambil menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Walau keduanya tidak berhubungan lagi, tapi tetap saja mereka akan saling memperhatikan satu sama lain seperti Danendra yang akan menunggu Nadia ataupun seperti sekarang Nadia yang menunggu Danendra keluar kelas memastikan kalau Danendra baik-baik saja. "Apa ada rapat organisasi?"

Saat gadis itu berdiri dari duduknya kedua bola matanya menangkap seorang pria yang baru keluar dari kelas dengan menggunakan kemeja kotak-kotak, tas ransel serta membawa tas tabung terlihat jelas jika laki-laki itu tergesa-gesa entah menuju kemana. "Sibuk banget kayaknya."

Nadia berjalan keluar dari kampus yang memang kelasnya sudah selesai dari satu jam yang lalu tinggal tugas-tugasnya yang belum ia selesaikan. "Nadia!" Panggil seseorang yang ia paham betul dari suaranya.

Gadis itu menoleh kebelakang melihat Danendra yang sudah berdiri di depannya. "Izinkan kakak bicara sama kamu, kalau nggak bisa sekali ini aja."

Nadia berdehem pelan tanpa menatap Danendra, gadis itu berusaha menyembunyikan wajahnya dari Danendra. "Liat kakak, sekali ini aja kalau kamu nggak mau lagi ketemu Kakak, sekali aja..."

Nadia mengangguk pelan lalu menatap kedua bola mata Danendra yang kini tengah memandangnya dengan teduh. "Jangan nangis lagi ya, kalau liat kamu nangis kakak makin bersalah, maaf Kakak udah lancang hadir di kehidupan kamu." Ucapnya dengan lembut.

"Can we still be together?" Tanya Danendra dengan lirih saat menyadari tangan Nadia yang mulai bergemetar.

"No. We can't together, How long will it take, we really can't be together."

Danendra berusaha untuk selalu bersama Nadia tapi tetap saja gadis itu menolaknya bahkan sekarang berbicara dengan Nadia adalah yang sulit ia lakukan. "Udah ya Kak, aku mau pulang, kakak ada rapat kan?"

Nadia segera berlari meninggalkan Danendra dengan menahan tangisnya disaat itu pula langit mulai meneteskan air membasahi tubuh Danendra. "Kenapa disaat gue kehilangan orang yang gue cinta selalu hujan?" Monolognya dengan menatap langit.

"Kalian berdua bahagia disana, sedangkan gue masih harus ke siksa disini."

Danendra membiarkan tubuhnya dibasahi oleh derasnya air hujan laki-laki itu tidak peduli dan berjalan pulang menuju kosannya dengan tubuh basah kuyup.

Saat sampai di kosannya terasa sangat sepi, Rangga yang tak kunjung datang serta masalahnya dengan Nadia yang bukannya membaik tapi malah semakin memburuk.

Sun and Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang