بسم الله الرحمن الرحيم
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد!
Wooaah~ akhirnya. 😍
Betapa lamanya, Author menunggu jariku bisa mengetik bagian paling penting dari seluruh isi cerita MUNAJAT ❤
Selamat Menikmatiiii 😚
Happy Reading Gaes (!) ✌
_________________________
_______________________________
• ○ ● ■ ◇□◇ ■ ● ○ •
~Hurrin
Dua tahun berlalu begitu cepat. Aku ikut pindah bersama suamiku ke Kairo. Meninggalkan Indonesia jauh ke negeri orang. Kami tinggal bersama di apatemen sebagai sepasang suami-istri muda pada umumnya, dengan kehidupan normal yang bahagia. Sesekali perdebatan kecil, pertengkaran kecil, bumbu yang melengkapi indahnya pernikahan. Sifat egoisme dan ingin menang sendiri, tapi kami selalu punya cara untuk kembali mesra. Melupakan apa yang terjadi dan membangun cinta lebih kokoh.
Kairo adalah kota yang indah, tak ada hutan rimbun seperti di kampung halamanku atau area persawahan hijau seperti di Surabaya dulu. Aku mulai jatuh cinta pada kota ini. Di samping badai pasir yang sesekali terjadi dan cuaca panas yang makin ekstrem saja akibat dampak pemanasan global, apatemen kami selalu istimewa, karena di sini, rumah tempatku tinggal bersama lelaki yang sangat mencintaiku, Gus Yasin.
Jujur, sampai sekarang pun, aku masih merasa canggung memanggilnya dengan sebutan 'Mas'. Sebab sejak awal, aku mengenalnya sebagai seorang santriwati ndalem, putra kyai-ku sendiri. Orang selalu di-ghosibkan dingin dan tak banyak bicara. Faktanya, sejauh aku mengenalnya, ia sangat berbeda dari persepsi yang selalu kudengar dulu dari para santri. Karena di sini, dia adalah Mas Yasin-ku, bukan Gus Yasin. Orang yang selalu mampu membuatku spesial dengan caranya sendiri. Dan yah, aku selalu bersyukur pada Allah karena menakdirkan lelaki bermata biru itu menjadi suamiku, meski dengan cara yang tidak biasa.
Mas Yasin memintaku menunda kuliah dulu, dia ingin selalu melihatku tiap pulang dalam keadaan lelah. Sekedar minta dipeluk atau dielus rambutnya. Manja sekali memang suamiku. Apartemen tempat kami tinggal tidak terlalu besar, ini salah satu properti milik Kyai Ilyas, beliau yang sekarang sudah mampu kupanggil 'Abi', ayah dari suamiku. Kesan pertama saat aku memasuki pintu, meski terlihat rapi tapi bangunan ini kurang sentuhan perempuan. Mas Yasin dulu tinggal di sini sendiri. Kami harus berpisah lumayan lama setelah resmi menikah secara agama.
Dan setelah acara resepsi pernikahan selesai, Mas Yasin langsung mengajakku ke sini. Memintaku memilih lokasi honeymoon. Menunjukkanku banyak sekali list tempat bulan madu terbaik, mungkin sudah jauh-jauh hari ia persiapkan. Aku tersenyum, dia merencanakan semua dengan baik. Tempat yang kupilih tak ada dalam daftar tempat yang ditunjukkannya, kurang pas juga jika disebut sebagai tempat bulan madu, tapi aku menyukainya.
Aku mengajaknya untuk ke Mekkah terlebih dahulu sebelum memulai rencana bulan madu. Kami umrah bersama tahun kemarin. Mas Yasin langsung menyanggupinya. Dia punya banyak kenalan biro perjalanan umrah dan haji di Mesir. Bahagia sekali rasanya dapat tawaf mengelilingi Ka'bah dan sholat berjamaah di Masjidil Haram bersama lelaki yang akan kugandeng tangannya hingga ke surga nanti.
Selepas Umrah di Kota Mekkah Al Mukarramah, kami memilih destinasi wisata yang bagus di Arab Saudi. Tak lupa mengunjungi Masjid Nabawi di Kota Madinah Al Munawwarah.
Saat tiba di sebuah hotel Madinah, aku masih mengingat momen kami duduk bersama, bergandengan tangan di Jabal Rahmah. Mengenang bagaimana Nabi Adam a.s dan Ibunda Hawa bertemu, melepas rindu setelah sekian lama terpisah jarak. Masih tak ada apa-apanya jika dibanding perpisahan kami. Semilir angin di Jabal Rahmah lembut menyapu hijab dan ramput suamiku. Mata biru itu selalu indah terkena cahaya senja. Membuatku damai tiap menatap wajahnya. Orang yang setiap sentuhannya kini berarti pahala bagiku.
YOU ARE READING
𝐌𝐮𝐧𝐚𝐣𝐚𝐭 ✔
Romance𝐒𝐞𝐧𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐒𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐆𝐮𝐬 𝐘𝐚𝐬𝐢𝐧 _______________________________ "Ini salah Gus, abdi ndalem tidak sepantasnya bersama putra seorang kyai." Hurrin membuat jarak cukup jauh, menjaga batasan non mahram dengan tetap ghadul bas...
