Happy Reading Gaes (!) ✌
_________________________
_______________________________
• ○ ● ■ ◇□◇ ■ ● ○ •
Ponsel Gus Yasin berpendar, menujukkan jelas nomer yang hendak diteleponnya sekarang. Napas Gus Yasin berat, ia sangat jarang bicara dengan ayahnya sendiri beberapa tahun belakangan. Telepon itu diangkat!
"Assalamu'alaikum, Abi."
"Wa'alaikum salam." Tepat sekali, nada malas dan jawaban singkat. Seolah tak tertarik bicara. Mungkin sekarang Kyai Ilyas sudah terlalu lelah dari aktivitas rutinnya. Gus Yasin hanya berharap semoga beliau sudah sembuh dari sakit dan dapat beraktivitas normal seperti biasa.
"Abi, Yasin sudah menikah dengan Hurrin."
"Semoga rumah tanggamu sakinah mawaddah warrahmah. Abi hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu."
"Respon Abi kenapa tidak kaget sama sekali? Yasin sudah bertemu dengan Pak Zahid. Dan beliau sudah menceritakan semuanya. Termasuk hidup Yasin yang sudah diselamatkan dari kematian ketika dilahirkan dulu."
"Kenapa? Pernikahanmu bukan kejutan ulang tahun untuk Abi. Pesanku satu, Ilyasin, semoga kau bisa jadi suami yang baik untuk Hurrin. Abi memang tidak ada alasan untuk memberitahumu soal itu. Maaf, nanti kau akan merasa berhutang budi kepada Kang Zahid seperti yang Abi rasakan. Bagaimana dengan kabar Kang Zahid?"
Seumur hidup, baru sekarang Gus Yasin mendengar permintaan maaf dengan nada semenyesal itu. Apalagi dari ayahnya sendiri. "Tidak. Abi tidak perlu minta maaf. Yasin sendiri juga tidak pernah bertanya soal itu. Ngomong-ngomong tentang Pak Zahid, beliau sudah meninggal, Abi. Tepat saat sudah selesai menikahkanku dengan Hurrin."
"Innalillahi wa inna ilahi raji'uun." Hening beberapa saat. Sepertinya Kyai Ilyas sangat terkejut mendengar kabar mendadak itu.
"Abi? Abi masih di sana, kan? Abi ... Yasin akan melakukan upacara begawai pernikahan di sini. Mohon doa restunya." Gus Yasin memecah lenggang yang hampir dua puluh detik itu.
"Restu Abi selalu menyertaimu, Nak. Berhati-hatilah. Abi pernah sekali datang ke sana. Saat itu Patih Kampung masih Bapak dari Kang Zahid. Abi tahu orang-orang di sana masih menganut kepercayaan Islam Langkah Lama. Misiku dan Kang Zahid dulu sama. Kami punya cita-cita mengubah tradisi kampung secara perlahan. Sayang, beasiswa ke Mesir itu membuatku tidak jadi berjuang ke jalan dakwah. Kang Zahid sendiri yang harus menuntaskan sisa stigma buruk yang melekat kuat pada masyarakat kampungnya agar memahami tentang Islam yang sesungguhnya." Islam Langkah Lama adalah Islam yang masih kental dan syarat akan budaya animisme (kepercayaan terdahap benda-benda di alam sekitar mempunyai kekuatan tertentu). Di Tanah Jawa sendiri, Islam yang seperti itu disebut dengan 'Islam Kejawen'.
"Terima kasih atas doa dan sarannya, Abi. Oh iya, tadi Profesor Syahir menitipkan salam untuk Abi."
"Wa'alaikum salam. Lama sekali Abi tak bertemu dengan beliau. Sampaikan salam balik Abi ke Profesor Syahir dan senior lain yang masih aktif berjihad di Majlis Ilmu."
"Tentu, Abi. Eum ... Abi, Yasin minta maaf soal malam itu. Yasin tahu perbuatan tersebut tidak benar. Mempermalukan Abi di hadapan Kyai Shihrazy."
"Abi sudah memaafkanmu, Nak. Perbaiki saja hubungan dengan Ning Fathiyah. Minta maaflah juga ke Kyai Shihrazy. Kita seharusnya punya hubungan yang baik dengan mereka. Abi harus tutup teleponnya sekarang. Kau juga segeralah sholat ashar. Ini sudah masuk waktunya. Abi punya tamu penting yang menunggu. Assa'alamualaikum."
YOU ARE READING
𝐌𝐮𝐧𝐚𝐣𝐚𝐭 ✔
Romance𝐒𝐞𝐧𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐒𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐆𝐮𝐬 𝐘𝐚𝐬𝐢𝐧 _______________________________ "Ini salah Gus, abdi ndalem tidak sepantasnya bersama putra seorang kyai." Hurrin membuat jarak cukup jauh, menjaga batasan non mahram dengan tetap ghadul bas...
