"Nggak suka aja," jawab Ara cepat.

Dermaga hanya menggelengkan kepalanya. Hanya ingin bersikap sedikit romantis kepada Ara tapi malah gini balasannya.

"Udah sejam Ga, Ayo pulang!" ucap Ara yang sudah tak tahan dengan jantungnya yang berdecak kencang dari tadi.

Dermaga mengulurkan tangannya agar bisa menggandeng Ara lagi. Tentu saja Ara menerimanya dengan senang hati. "Pelan pelan tuan putri." ucap manis Dermaga.

Ara tersenyum manis, langkahnya kini seirama dengan Dermaga. Beruntung sekali hidup Ara bisa dengan cepat memiliki apa yang dia inginkan.

Dan semoga saja keberuntungan ini tak cepat menghilang, Ara ingin kembali merasakan perhatian dari laki laki yang dia sayangi setelah Ayahnya.

"Langsung pulang kerumah Ra?" tanya Dermaga yang memasangkan helm kekepala Ara.

"Ya iyalah, mau kemana lagi?!" ketus Ara.

Dermaga mengganguk pelan, dan mulai menyalakan motornya dan dengan kecepatan tinggi melaju dijalanan yang sedikit ramai.

Ara terlihat menikmati angin sore hari ini, angin sejuk ditambah dengan sedikit polusi jalan raya menambah kenikmatan berkendara.

Tak selama berangkat tadi, kini Dermaga sudah sampai dihalaman rumah Ara. "Jangan loncat Ra!" Peringat yang selalu Aga ucapkan saat Ara hendak turun dari motornya.

"Iya Agaa!"

"Aga nggak mau mampir dulu?" Tanya Ara.

Dermaga menggelengkan kepalanya. "Lain kali aja pacar," ucap Dermaga melambaikan tangannya.

•••

Hari yang cukup melelahkan bagi Dermaga. Tetapi juga hari yang berkesan dalam hidupnya. Baru kali ini seorang Dermaga bisa mencurahkan isi hatinya keseorang perempuan.

Tak tanggung-tanggung perempuan itu langsung ia jadikan pacar dihari yang sama. "Huudft," gumam Dermaga melepaskan helmnya.

"Paaa Agaa pulang," ucap Dermaga masuk kedalam rumahnya.

Megah, satu kata untuk mewakilkan rumah Dermaga tetapi sayang hanya dihuni 4 orang, yaitu Abimana Papa Aga, Dermaga dan kedua asisten rumah tangganya.

Sudah jam tujuh tetapi rumah bak gedung ini masih sepi dan hanya Bibi yang menyambutnya untuk menyuruhnya makan. "Den Aga, ayo makan dulu." ucap Bi Ida.

"Iya bi,"

Dermaga langsung ke meja makan untuk makan malam, walaupun tadi sudah makan bersama Ara tetapi sudah kebiasaan Aga untuk memakan apa yang dimasak Bi Ida.

"Aden kenapa makannya sedikit ambil lagi atuh," ucap Bi Ida.

"Udah cukup Bi," balas Dermaga.

"Bibi udah makan belum, sini makan bareng Aga," ajak Dermaga.

"Baik Den,"

Sudah kebiasaan Bi Ida menemani Dermaga makan malam, karena Abimana kalau pulang selalu larut dan makanan sebanyak ini kalau tak dimakan nggak mungkin akan habis.

Dermaga menghabiskan makanannya dan bergegas untuk naik kekamarnya, "Bi makan yang banyak, nanti jangan lupa diberesin ya Bi," pesan Dermaga.

"Siap Den,"

Dermaga naik kekamarnya untuk segera membersihkan diri, dan saat sampai keatas Dermaga dikejutkan dengan kehadiran dua teman gilanya.

"Wuihhh yang baru bolos baru pulang ni yeee!" goda Niko yang memegang stik game.

DERMAGA [END]Where stories live. Discover now