13. Menikah

91 15 14
                                    

Hari ini tepatnya tanggal 12 November 2020 adalah hari pernikahan kami, aku dan dika.
Gaun yang ku kenakan perpaduan warna putih dan abu, ditemani pernak pernik yang mempercantik gaun ini. Begitupun dengan sepatu yang ku kenakan, sangat cantik sekali.

Sebagai perempuan pastinya aku sangat bahagia atas apa yang ku kenakan saat ini.

Saat prosesi akad nikah, aku masih berada di dalam kamar. Saat sudah selesai acara akad nikah akhirnya aku keluar ditemani beberapa orang di belakangku yang mengenakan pakaian yang senada denganku.

Saat berjalan sedikit demi sedikit ke arah dika yang sudah menantiku, pagi itu yang sangat indah, anginnya memberikan kesejukan pada setiap orang yang hadir saat itu.

Acara pernikahan kami di buat outdor, sehingga suasana alam sangat melekat sekali pada acara ini.

Yang kupikirkan saat ini hanyalah gugup, semua mata tertuju padaku. Beberapa diantara mereka memujiku, beberapa lagi menangis terharu. Langkahku semakin dekat, kedua orang tuaku tersenyum dan menangis haru.

Suasana saat itu sangatlah haru, bahagia, dan sangat indah.

Akhirnya langkahku terhenti dihadapan dika. Saat itu ia mengenakan jas berwarna hitam, dia sangat tampan sekali, serentak membuatku gugup dan jantungku berdegup kencang sekali.

Ia mengulurkan tangannya, lalu ia tersenyum padaku, ia menatapku dengan mata yang sayu, entahlah mengapa ia seperti itu. Ku ulurkan tanganku padanya , kemudian semua orang bertempuk tangan bahagia.
Semua orang menyelamati pernikahan kami.

Semua orang yang hadir di acara ini sangat bahagia sekali, begitupun denganku. Entah dengan dika. Aku tak bisa berhenti tersenyum saat itu. Aku yakin, perasaan yang saat ini terjadi adalah kebenaran yang sesungguhnya.

Sampai akhirnya acara sudah selesai.
Untuk pertama kalinya dika membawaku ke rumahnya di Bsd. Rumah berlantai 2 itu terlihat sangat bagus menurutku, rumah ini bertemakan rumah jepang modern. Kebetulan sekali rumah ini termasuk rumah impianku.

Ibu dan ayahku hanya mengantarku hari itu saja, malam itu mereka langsung pulang ke kampung. Begitupun dengan ibunya dika. Mereka semua meninggalkan kami berdua di rumah.

Aku masih belum bisa menetralkan kembali perasaanku yang aneh ini, rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Aku masih memandangi fotoku saat mengenakan gaun pengantin. Memandangi dekorasi pernikahan yang begitu indah itu sambil senyum-senyum sendiri.

Dika menghampiriku saat aku sedang duduk di kamarnya.
"Kenapa diliatin terus?" Tanyanya penasaran

"Engga" jawabku sambil menutup ponselku.

"Udah sana istirahat, gue tidur di kamar tamu. Lu disini aja" ucapnya yang kemudian pergi.

Akhirnya, ini semua terjadi sesuai apa yang sudah ia rencanakan. Aku tidur di kamarnya, dan dia tidur di kamar tamu.

Tidak ada malam pengantin, tidak ada kata-kata yang ia ucapkanselain itu. Aku sudah menebaknya.

Tidak apa-apa, karena sebelumnya aku sudah mempersiapkan mental yang lebih kuat lagi dari ini.

Sambil memandangi fotoku sendiri aku merasa sangat bahagia karena terlihat sangat cantik untuk pertama kalinya saat itu. Saat semua orang menatapku dengan penuh kebahagiaan, menatapku dan memuji kecantikanku. Ini adalah hal baru bagiku.

Walaupun disini hanya aku yang merasa bahagia, namun setidaknya aku tidak pernah membohongi perasaan ini. Aku merasa pernikahan ini benar-benar pernikahan yang sesungguhnya. Walaupun nanti diantara kami berdua tidak seperti layaknya suami dan istri, tapi pernikahan ini bagiku adalah benar adanya.

Persahabatan dan Cinta (OnGoing)Onde histórias criam vida. Descubra agora