7. Dipertemukan kembali

102 17 18
                                    

Pernah merasakan kehilangan saat ditinggal dengan rasa yang belum terungkap. Bukannya mental makin kuat, namun ternyata justru rasa ini yang makin kuat. Ditinggal pergi tanpa kabar memang sudah menjadi hal yang lumrah dikalangan anak muda jaman sekarang. Apalagi jika kita bukan siapa-siapa, tak ada yang perlu dituntut padanya, sudah jelas sekali. Dia tidak datang karena kita bukan tempat tujuannya. Dia tidak mengabari karena kita bukanlah orang yang dia butuhkan.

Singkatnya saja, memiliki perasaan yang hanya sebelah pihak lebih menyakitkan. Disaat ingin marah padanya, cemburu padanya, bahkan saat dia tidak mengabari, kita tersadar bahwa kita bukan siapa-siapa.

Hari ini ditahun 2020, umurku sudah mencapai 24 tahun. Adalah aku yang sudah dewasa, aku yang sudah bekerja. Aku yang sudah berusaha melupakan dia. Dengan bantuan rey, sedikit demi sedikit perasaan itu mulai tertutup.

"Baju-baju udah dipacking semua ?" Tanyaku pada rey, sambil memasukan buku-buku kedalam box. Hari ini rey pindah kota denganku, karena pekerjaannya rey harus sering pindah-pindah kota, namun biasanya tidak pernah lama, hanya beberapa bulan. Begitupun dengan sekarang, kami sedang mempersiapkan untuk pindahan. Rey akan pindah ke surabaya, sedangkan aku masih stay di jakarta.

"Udah sih, baju aku juga ngga banyak juga" katanya sambil mengecek beberapa peralatan kerjanya.

"Beli rumah deh rey, biar kalo ada kerjaan ke luar kota ngga usah pindah-pindahan kaya gini" ujarku sambil merapikan beberapa peralatan yang lain.

"Nanti deh, soalnya aku belum kepikiran sampe sana gitu. Nanti kan kita bakal cari bareng-bareng" katanya menenangkanku.

Rey memang berencana untuk mencari rumah di daerah Bsd tangerang, dia ingin kami mencari rumah yang nanti akan kami tinggali bersama. Untuk saat ini, dia masih belum menentukan kapan itu akan terjadi.

"Nanti nyampe sana kabari aku yah" ucapku seraya mendekati dia dan memeluknya dari belakang.

"Pasti dong, kayanya perjalanan ini bakal lama deh. Jangan nakal ya disini" ujarnya sambil berbalik badan dan mencubit kecil hidungku.

"Emang kenapa gitu ko lama" tanyaku

"Rumah yang lagi aku kerjain ini punya orang kaya gitu, minta nya aneh-aneh. Namanya juga orang kaya" ucapnya

"Oh gituu, kamu tuh bikin rumah buat orang terus, giliran buat kita sampe sekarang masih belum" ucapku dengan manja

"Hehe.. sabar ya baby girl ku. Kan sekarang juga lagi berusaha" ucapnya sambil mencium keningku.

"Nanti kalo kita bikin rumah, aku pengen yang ada kolam renangnya yah. Biar tiap pagi bisa berenang sama kamu" ucapku

"Kalo perlu aku pindahin deh pantai di ancol" ucapnya sambil menggodaku

"Love you dear" ucapku sambil menatap matanya

"Love you too baby" jawabnya sambil mencium tanganku.

Rey adalah orang paling terbaik yang aku kenal selama ini. Dia adalah orang yang paling sabar di dunia, dia adalah orang yang tidak pernah menuntut sedikitpun padaku. Mau aku gendutan, mau aku kurusan, selagi aku masih sehat, dia tidak pernah komplain. Dia juga adalah orang yang sangat perhatian, dia sering membawakanku makanan ke toko.

Dia adalah definisi laki-laki yang hampir sempurna.

Sore itu, aku mengantar rey ke bandara soekarno hatta. Saat perjalanan pulang, terjadi insiden yang tidak terduga. Mobil yang berada tepat di depan mobilku menabrak motor di depannya, sehingga aku kehilangan kendali dan menabrak mobil di depanku.

Aku sangat terkejut dan mencoba menenangkan diriku sebelum keluar dari mobil. Saat mulai tidak panik aku keluar dari mobil dan mengecek motor yang tertabrak.

Namun seseorang sudah membantunya, motor tidak rusak karena tidak tertabrak parah, hanya saja mobil itu mengerem dengan cepat sehingga tidak terjadi tabrakan yang parah.

Tapi malah mobilku yang menabrak belakang mobilnya.

Orang itu kemudian meminta maaf pada si pengemudi motor, dia memberikan kartu namanya. Lalu pengemudi motor itu pergi.

Saat membalikan badannya tiba-tiba saja kakiku terasa lemas. Laki-laki yang berdiri dihadapanku adalah laki-laki yang aku kenal betul. Benar saja, kami bertemu lagi. Setelah sekian purnama tak nampak kabarnya, dika.

Kami saling menatap, dika tersenyum tidak menyangka akan bertemu denganku disini. Aku terkejut karena sudah putus asa karena tidak bisa bertemu dengannya lagi.

"Reka" ujarnya sambil menunjuk ke arahku

Aku masih tertegun karena masih tidak menyangka akan bertemu lagi.

Butuh waktu 7 tahun untuk bisa melupakannya, namun hanya dengan 1 detik pertemuan bisa membuka kembali luka lama ini. Belum juga benar-benar sembuh, malah datang tanpa diundang.

Benar saja, kita cuma butuh waktu beberapa detik saja untuk kembali jatuh cinta. Namun butuh waktu yang lama untuk melupakannya.

Pertemuan ini bukanlah keadaan yang aku inginkan. Karena aku sudah menutup harapan untuk bertemu dengannya lagi.

Angin berhembus dengan anggun, menemani pertemuan kembali antara kami berdua. Suara kota yang sedikit ramai memberikan nada-nada di setiap detik yang kami lewati saat itu.

Daun yang berjatuhan bukan tanpa sebab, mereka memberitahu kami bahwa akan ada yang datang kabar baik untuk kami.

Tanpa hujan, tanpa mendung. Sore itu seperti sebuah fiksi yang dibuat agar kami tetap bisa melanjutkan kisah kami yang belum selesai.

Persahabatan dan Cinta (OnGoing)Where stories live. Discover now