11. Mencari kebenaran

78 16 13
                                    

Saat bertemu dengan rey nanti, apa yang harus aku katakan ? Aku bahkan belum memperisapkan kata-kata yang harus ku katakan padanya. Lalu apa dia bakal terima? Bagaimana perasaannya? Rey pasti akan sedih sekali.

Rey adalah orang yang sangat baik, bahkan aku adalah orang yang sama sekali bersanding bersamanya. Untuk menyakitinya saja aku malu, karena dia terlalu baik. Tapi kenyataan ini yang harus aku beritahukan padanya.

Akhirnya aku sampai di Surabaya subuh, aku menginap di hotel rekomendasi temanku. Perjalanku mencari rey akan ku lakukan setelah aku beristirahat.

Tiba-tiba saja ponselku berdering, ternyata panggilan dari Dika.

"Hallo" ucapku

"Hai ka.. gue mau bicara bisa ga keluar dulu. Gue lagi sibuk di rumah sakit, tapi gue sempetin ketemu dulu, ada yg harus gue bilang ke lu" ujar dika

"Ngga bisa ka, gue lagi ngga di jakarta" jawabku

"Lagi dimana ? Di kampung ?" Tanya dika

"Engga, lagi di surabaya lagi ada urusan" jawabku

"Lama ngga?"

"Sampe urusannya beres aja" ucapku

"Yaudah deh kalo gitu, nanti aja" ujarnya

"Kenapa? Masalah pernikahan ya ?" Tanyaku

"Iya masalah itu" ujarnya

"Gue kirim email aja ya nanti lu baca deh" ucapnya kemudian menutup panggilan.

Pikiranku saat ini bukanlah tentang pernikahan, namun tentang bagaimana aku bisa bertemu rey dan bagaimana aku memberitau kebenarannya.

Ku lupakan masalah dika, akan ku fokuskan untuk mencari rey terlebih dahulu.

Sore harinya aku bersiap-siap untuk mencari alamat yang sudah diberikan teman sekantor rey. Perjalanan kesana aku meminta bantuan taxi untuk mencarinya, jalannya sedikit jauh dari kota, karena masuk ke kampung-kampung.

Saat itu aku merasa heran, ko jauh sekali ya.

"Pak ini bener kan alamatnya?" Tanyaku pada supir taxi untuk memastikan kembali

"Bener mba ini alamatnya" jawabnya saat kami telah sampai pada sebuah rumah minimalis.

Aku turun dari taxi dan menatap aneh rumah itu. Aku kira akan tinggal di kosan atau apartement, ternyata di rumah.

Ku lihat-lihat sekeliling namun tidak ada yang lewat. Akhirnya ku beranikan diri untuk mengetuk pintu rumahnya, kebetulan pagar rumahnya tidak terkunci.

Tok tok tok..

"Permisi" ucapku

"Permisi" ucapku lagi

Kemudian seseorang membuka pintunya. Ternyata anak perempuan yang masih kecil. Dia melirikku dengan heran, kemudian aku mencoba membuatnya tidak heran.

"Permisi dek, adek tinggal disini?" Tanyaku

"Iya tante" jawabnya

"Adek tinggal sama siapa?" Tanyaku lagi

"Sama ayah, bunda dan adik" jawabnya lagi

Pikirku adalah , aku salah rumah. Tepatnya salah alamat.

"Kalo rumahnya om rey adek tau ga?" Tanyaku lagi

Dia menggelengkan kepalanya. aku hampir putus asa dan kemudian pergi dari rumah itu.

"Kalo gitu makasih ya, tante salah alamat ternyata" ucapku sambil mengelus rambutnya.

Hari itu aku sudah berusaha mencari rey ke alamat yang sudah diberikan, namun tak kunjung bertemua.

Akhirnya 3 hari pencarianku di surabaya tidak menemukan titik terang dimana rey sebenarnya.

Karena pekerjaanku, akhirnyan aku memutuskan untuk kembali ke jakarta.

Akhirnya aku mulai kecewa akan pencarian yang tak kunjung bertemu, kecewa terhadap rey yang hilang bagai ditelan bumi.

Seketika teringat akan email yang dikirim dika, akhirnya kubuka email tersebut. Sambil duduk diatas kasur, meminum air putih kubaca email yang masuk.

Isi email itu adalah sebuah surat perjanjian. Entah apa yang dimaksud, namun kubaca satu persatu isi dari email itu membuatku merasa. Apa lagi ini????

Kenapa mesti rumit seperti ini???
Aku benci sekali.
Lelah..
Tolong aku.
Aku ingin menangis.

Isi surat perjanjian tersebut adalah surat perjanjian pernikahan.

1. Tinggal satu rumah hanya selama 4 bulan, selebihnya pindah ke rumah masing-masing
2. Tidak boleh satu kamar
3. Tidak boleh menguasai harta satu sama lain
4. Tidak boleh mengganggu privasi
.
.
50. Pernikahan hanya akan sampai satu tahun umur pernikahan, setelah itu akan bercerai.

Itulah isi dari perjanjian pernikahan..
Untuk membacanya saja tanganku sudah bergetar.

Hidup yang aku rasakan saat ini terlalu menyedihkan, memalukan dan menakutkan.

Bagaimana bisa?
Laki-laki yang aku sukai sejak dulu , sekarang malah menghakimiku, membuatku takut.
Laki-laki yang aku sukai saat ini hilang entah kemana. Membuatku merasa sangat sedih sekali.

Persahabatan dan Cinta (OnGoing)Where stories live. Discover now