CHAPTER : 03

32 5 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
Tolong feedbacknya ya:)

Typo tandain aja

💞Happy Reading💞

────────

────────

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"KAK AURIGA!!" Aluna berjalan riang menghampiri Auriga yang terus berjalan tanpa menghiraukan panggilannya.

"Pagi Kak Auriga. Luna kangen," ucap Aluna blak-blakan.

"Kak, bisa gak sih sehari aja ga usah ganteng-ganteng banget? Makin cinta aku jadinya, hihihi."

"Kak Auriga kemarin rapatnya gimana? Lancar? Bekel Aluna dimakan nggak? Luna titipin ke Kak Keenan."

Auriga tak mengindahkan semua ocehan Aluna. Kedua telinganya tersumpal dengan earphone. Awalnya Auriga tenang saja walau Aluna terus mengoceh, namun saat gadis itu dengan beraninya menarik earphone yang dipakainya, berhasil menyulut emosinya.

"Kenapa sih hidup lo gangguin gue mulu? Enggak ada kerjaan lain? Centil banget jadi cewek."

"Yakan aku sukanya sama Kakak, makanya ngintilin Kakak," sahut Aluna tanpa peduli jika Auriga emosi karenanya.

"Pergi, jangan pernah ganggu gue lagi." Auriga kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Tunggu, Kak!" Aluna menahan lengan Auriga, namun dengan kasar Auriga menepis tangan Aluna sampai membuat gadis itu terjatuh.

"Ssshhh." Aluna meringis saat lututnya mencium lantai dengan kuat.

"Kasar banget sih lo jadi cowok." Aluna mendongak melihat siapa yang berucap. Ternyata itu Axel yang menatap tajam Auriga sebelum akhirnya merendahkan tubuhnya untuk membantu Aluna.

"Ayo, bangun. Kita ke UKS, lutut lo perlu diobatin," ucap Axel membantu Aluna berdiri.

Aluna menggeleng. "Enggak usah, bisa jalan kok," tolaknya.

"Iya bisa jalan tapi lutut lo luka, kalo nggak diobatin nanti infeksi. Udah nurut aja." Axel beralih menatap Auriga dengan tatapan tajam. "Kalo nggak suka seenggaknya jangan kasar." Setelahnya Axel memapah Aluna menuju UKS.

Sebelum pergi, Aluna masih sempat-sempatnya tersenyum pada Auriga. "Kak Riga ga usah khawatir, cuma luka kecil kok. Nanti istirahat Luna samperin."

Bahkan Axel saja geleng-geleng kepala karena itu. "Ngotak dong, Lun. Dia yang bikin lo jatuh."

"Dia nggak sengaja."

"Sengaja atau nggak, dia tetep kasar."

Sementara itu, Auriga menatap kepergian keduanya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Aluna's Story [Discontinue]Where stories live. Discover now