0. PROLOGUE

9.1K 649 12
                                    

"Siapa yang kamu pikir dapat dipercaya?"

_Lara Askia Laveshia_



"Kamu pembunuh Sofi, Lara!"

Lara tercengang setelah mendengar, tuduhan tak berdasar yang diucapkan wanita paruh baya di depannya. Padahal Lara sama sekali tidak mengetahui hal semacam apa itu, sampai membuat dia difitnah seperti barusan. Lara tidak mengerti apa permasalahannya dan tidak juga ingin tahu.

Lara sendiri bingung harus menyangkal bagaimana, hingga hanya satu kata saja yang ia katakan sebagai pembelaan.

"Bukan"

"Gimana kamu bukan! kamu sudah bunuh Sofi, Lara!" Ibu Riati kembali berteriak seolah menegaskan, bahwa Lara harus sadar jika ini semua ulahnya.

Tidak mungkin! Lara tidak pernah berpikir pembunuhan adalah opsi terbaik yang pernah ada. Sebenci apa pun Lara pada Sofi, tetap saja dia tidak mungkin sampai menghilangkan nyawa seseorang. Lara menggeleng, "Nggak! Saya bukan pembunuhnya."

Ibu Riati semakin menyudutkan Lara. guru yang memang mempunyai dendam kesumat terhadap Lara itu, menggunakan masalah ini untuk menghakimi Lara. mau bagaimana pun Lara selalu dapat lolos dan berlagak sombong ketika membuat masalah di sekolah.

"Tapi semua bukti mengarah ke Kamu! tidak ada satu pun saksi mata yang melihat" Bu Riati menatap tajam, wanita itu menggebu menunjuk Lara.

Lara menggeleng. Apa-apaan ini! tidak, sungguh demi apapun di dunia ini dia sama sekali tidak terlibat dengan kematian Sofi. Sama sekali tidak! Lara tidak pernah sekeji itu, meski seringkali merugikan orang lain. Lara hanya melakukannya untuk mempertahankan miliknya, Kafka-Nya juga perasaannya.

Lara mengerenyit menyadari satu hal baru. kenapa semua orang yang berada di sekitarnya ini, menatap Lara tidak percaya dan terkejut. Apa mereka sudah gila peracaya pada tuduhan tidak jelas seperti itu?! Lara tidak pernah melakukan hal yang lebih kejam dari menyiksa orang lain, itu juga tidak sampai mati.


Masih dengan kepercayaan diri serta lantangnya. Lara menghampiri Saemi, dia yakin Saemi akan membelanya, gadis itu pasti dapat melihat dengan jelas siapa yang bisa ia percaya. maka dengan perasaan Lara yang percaya pada pemikirannya itu, Lara mendekat.

"Sae, lo nggak mungkin percaya sama mereka kan, lo pasti percaya gue! Iya 'kan Sae?"

Saemi sahabatnya. Dia gadis yang baik dan paling santun dibanding ketiganya dimata Lara. Perlahan Saemi melepas tangan Lara yang menggengamnya, mata sendu Saemi menyorot Lara dengan tatapan yang begitu kecewa.

"Ra, gue nggak nyangka." Saemi menggelengkan kepala tidak percaya. Saemi tidak mampu melanjutkan ucapannya karena dia sendiri sungguh tidak menyangka mendengar kabar tentang Lara.

She does not believe!

Lara mundur. Lara tidak melakukan hal itu, kenapa Saemi percaya dengan berita bohong yang dituduh kan padanya. Kemana Saemi yang selalu menyemangatinya dulu? mengapa keadaanya menjadi begitu rumit.

Lara beralih, berjalan ke arah Hesa. Dia masih mempunyai sahabat yang lain, Hesa mungkin bisa mempercayai Lara. namun baru beberapa jarak Lara mendekat, Hesa sudah mundur. Mata tajam Lara melihat dengan sorot sendu. "Lo nggak mungkin kemakan omongan busuk itu 'kan Sa?"

YOUNG GIRLWhere stories live. Discover now