2. Reka dan Dika

224 25 20
                                    

Akhir akhir ini aku mulai khawatir akan keadaan dika yang semakin menjadi jadi. Saat ini dia memang sedang populer di sekolah, banyak gadis yang menyukai dia. Sebagai tumbal dika, akulah yang repot sendiri.

Malam itu aku melihat dika sedang duduk di depan teras rumahnya. Aku keluar dari jendela kamarku yang berada dilantai 2. Aku duduk diterasku dan mengambil hp. Kemudian aku melihat banyak status di bbmku lagu yang diputar oleh dika. Hampir semuanya lagu galau, yang niatnya aku mau marahin dia malah aku ikut ikutan dengerin lagu itu juga.

Namun aku langsung sadar dan segera bbm dia.
"Ka, itu si mawar, meli, amel, rita, ageng. Pada bbm gue pada nyamperin gue ke kelas. Kasih penjelasan dong" kataku

Lalu ia menjawab
"Bilang aja gue jomblo" jawab dika, seketika membuatku ingin menghampirinya dan berteriak kencang ditelinga nya.

Tidak lama dia menelponku, jarak 5 meter saja pake acara telepon segala.

"Iya kenapa" jawabku saat menerima panggilan darinya.

"Gue bingung sebenrnya gue ngga suka sama mereka, tapi seneng aja gitu liat mereka ngejar ngejar gue" katanya sambil menatapku dari kejauhan.

Senyumku mulai sinis.
"Hhh.. maksud lo mau pacarin tuh cewe semua gitu, ya kali ka. Satu aja napa" jawabku mulai menggeram

"Santai dong" jawabnya sambil senyum

"Besok tukeran hp yuk" katanya, seketika membuatku sedikit kaget

"Maksudnya gimana?" Tanyaku penasaran dan bingung.

"Iya tukeran hp, gue lagi pusing bbm masuk banyak. Gue lagi gamau ngurusin mereka dulu" jawabnya

"Iya udah tau mereka itu beban, kenapa lu tetep aja godain. Ampun deh gue" jawabku kesal.

"Bantuin gue lah kali ini aja, pliss yah. Lu kan paling baik tuh. Lagian kan hp lu juga sepi sepi aja ngga bakal ada yang marah. Sekali kali ngerasain hp yang notifnya banyak" ucapnya sambil tertawa lepas.

"Ini sebenernya memohon apa menghina ya" tegasku

"Iya deh maaf. Seminggu aja deh, ngga lama. Sampe bener bener keadaan kondusif dulu" ujarnya penuh dengan keyakinan.

"Yaudah, seminggu aja jangan lama lama yah" tegasku kemudian mematikan panggilan. Sebenarnya untuk ukuran umur segitu aku udah seneng banget bisa jadi orang yang paling dia percaya, tapi kalau dipikir pikir saat ini oon juga ya.

Hari terus berlalu, notif di hp dika memang benar benar membludak, sampai aku bingung harus apa. Tapi entah kenapa aku malah senang, karna dika ternyata tidak menyukai gadis gadis itu. Tandanya dika tidak playboy seperti yang aku bayangkan.

Seminggu berlalu, akhirnya batas pertukaran hp sudah berakhir. Dika menyambutku penuh dengan senyuman saat aku kerumahnya.

"Gimana rasanya setiap hari dapet notif" katanya dengan penuh kesombongan.

"Tau ngga sih itu hp bikin gue hampir gila tau ngga" jawabku ketus

"Hp lu sepi, ngga ada yang chat apalagi telepon" katanya sambil memberikan ponselku.

"Yee biarin, malah bikin kuping adem kan" jawabku sambil mengambil ponsel darinya.

"Udah ah mau pulang" kataku sambil pergi

Sebenarnya saat itu berat sekali rasanya untuk pulang, padahal dalam hatiku ingin sekali lebih lama lagi dengan dia. Berbicara banyak hal dengannya, namun semakin lama perasaan ini makin tidak terkontrol, aku takut jika dika tau aku memiliki perasaan padanya.

Persahabatan dan Cinta (OnGoing)Where stories live. Discover now