1.Pertemuan Pertama

25 0 0
                                    

Gadis imut dengan tatanan hair bun mengencangkan ikat tasnya diambang pintu. Namanya Ristasya Bestari. Gadis dengan wajah babyface yang memiliki lengkung senyum seindah pelangi. Alisnya terurai tipis. Pahatan hidung mungil. Lukisan bibirnya berbentuk love tipis dan berwarna pink alami tanpa liptin. Dagunya mungil dan ketika tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya dan sepasang gigi taring rahang atasnya yang menambah kesan imut. Hari ini adalah hari pertamanya sekolah, tidak lebih tepatnya hari pertama pindah sekolah Rasanya sangat aneh berada di lingkungan yang baru. Murid-murid menatapnya aneh. Ritual pindah sekolah selalu diwarnai dengan tatapan penasaran. Atau mungkin karena dirinya baru saja mencoba mewarnai alisnya dengan warna terracota tipis

" Gue Ristasya Bestari. Biasa dipanggil Tasya. Gue pindahan dari SMA Sagara. Semoga nantinya kita bisa berteman akrab," demikianlah Tasya menutup perkenalannya." Tidak suka coffe, tapi menyukai aroma coffe. Terima kasih."

Sebenarnya tidak ada alasan jelas kenapa Tasya membahas kopi dalam perkenalan pertamanya. Hanya saja kopi tiba-tiba datang menghampiri isi kepalanya, bisa jadi karena parfum kopi saat dirinya naik bus kota menempel di bajunya.

" Sudah punya pacar?"

Tasya mengerutkan keningnya saat ada salah satu anak yang duduk di belakang dengan rambut cepak.

" Anak SMA gak boleh pacaran! fokus belajar supaya masa depan lebih tertata rapih," komentar Pak Kumis dengan gaya andalannya memainkan kumis sebelah kiri.

" Tapi masa depan saya sudah ada di depan mata pak!" teriaknya lagi, kali ini terdengar sangat meyakinkan.

" Silahkan duduk. Ristasya, anggap aja radio rongsokan."

" Sembarangan radio rongsokan. Kalau saya radio rongsokan. Berarti kumis bapak juga harus dirongsokan ulang."

" Keluar kamu dari kelas saya!" teriak Pak Kumis penuh amarah," anak sekarang gak ada sopan-sopannya!"

Guru olaraga berbadan kekar dengan tinggi semampai terlihat sangat sangar ditambah kumisnya yang tebal seperti Polisi India. Pertemuan pertama diawali dengan salam hangat dari wali kelas yang mengarahkan perubahan peraturan antara semester ganjil dan semester genap. Sialnya Tasya harus merasakan sensasi pindah sekolah di semester genap. Itu artinya Tasya melewatkan banyak ritual perayaan di semester ganjil, seperti tujuh belasan, ulang tahun sekolah yang bertepatan di bulan September atau moment seru saat bulan bahasa.

" Boleh kenalan?"

" Cantik. Gue yakin sih bentar lagi jadi inceran si Tarantula."

Tasya hanya bisa mengembangkan sedikit senyumannya, walaupun terasa sedikit risih dengan suara-suara sanjungan yang berbisik lirih.

" Sini," lambai gadis yang duduk di belakang. Kalau dilihat penampilannya, gadis itu lebih modis dibandingkan dengan yang lainnya. Rambutnya coklat bergelombang, sedangkan ikat rambutnya sengaja dijadikan gelang di pergelangan tangan kanannya. Warna lipstiknya merah dengan sapuan tebal. Jangan ditanya lagi pipinya merah merona dan ukiran alisnya berwarna coklat tua. Mungkin saja aturan memakai make up tidak berarti di SMA ini.

" Eriss, hapus lipstiknya. Apa perlu dicium pake sapu tangan saya?"

Gadis yang dipanggil Eriss tersebut langsung menggelengkan kepalanya," daripada saya dicium pake sapu tangan saya. Mending saya dicium buaya SMA Galaksi," komentar Eriss cukup sinis.

" Emang buaya Galaksi mau sama kamu?" tantang pak Kumis.

Tasya ikut tertawa menyusul anak-anak lain yang menertawakan tingkah konyol Eriss. Semoga keceriaan awal yang ditemuinya bisa menghapuskan alasan kenapa Tasya harus pindah sekolah.

Kanvas Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang