Hubungan Backstreet

201 12 1
                                    

"Fel?" Suara sang mama membuat kesadaran Felicia kembali.

"Kamu kenapa kak? Kok bengong sambil senyum-senyum sendiri?" tanya Annisa dengan raut terheran-heran nya. Felicia tersenyum salah tingkah, gadis itu bingung ingin menjawab apa.

"Aliya, Arka, ayo masuk!" ucap Felicia berusaha mengalihkan pembicaraan. Kedua adik nya pun langsung menuruti ucapan sang kakak untuk masuk ke dalam rumah.

"Udah selesai?" tanya Ghani yang sudah duduk di salah satu kursi meja makan.

"Kalau belum selesai gak bakal masuk ke dalem rumah bang, masih debat di luar!" jawab Aliya.

"Siapa yang menang?" tanya Ghani.

"Gak ada, seri! Kak Feli lerai," jawab Aliya kemudian ikut duduk di sebelah Ghani.

"Yah gak asik!"

"Iya kak Feli gak asik!" balas Aliya membuat Felicia geleng-geleng kepala.

"Mama Alka bosen makan telul!" ucap Arka yang masih berumur 8 tahun.

Annisa menggaruk kening nya bingung. Di kulkas hanya tersisa telur saja tidak ada makanan lain. Suami nya belum gajian jadi Annisa belum bisa membeli bahan makanan lagi.

"Udah Arka, makan aja telor, yang penting makan, dari pada gak makan," ujar Ghani.

"Tapi Alka bosen bang!" ucap Arka.

"Makan telur dulu ya," ujar Felicia membuat Arka menoleh kearah Felicia.

"Nanti pas kakak pulang, kakak janji deh beliin Arka es krim kesukaan Arka, tapi pagi ini kita makan telur dulu ya," bujuk Felicia.

"Benelan ya!" ujar Arka dengan excited. Felicia mengangguk sebagai jawaban.

"Janji?" tanya Arka.

"Janji!"

"Ih aku juga mau kak!" ucap Aliya.

"Oke deh nanti kakak beliin."

"Ish buang-buang uang aja," ujar Ghani merasa kurang setuju dengan bujukan Felicia.

"Kamu juga mau?" Ghani langsung menggeleng. "sayang uang nya."

Felicia tersenyum. "Gapapa kok, hari ini kakak gajian," ucap Felicia. Ghani menggeleng tetap tidak mau.

Di umur Felicia yang baru menginjak 21 tahun, gadis itu harus kuliah sambil kerja paruh waktu untuk membantu finansial keluarga nya. Hal itu tentu tidak mudah. Felicia harus pintar-pintar membagi waktunya antara kuliah dan bekerja.

"Kamu masih kerja kak?" tanya Annisa yang sedang membuat telur dadar.

"Iya."

"Kalau papa tau, kamu bisa kena marah lagi loh kak," peringat Annisa.

"Makanya, kalian jangan bilang-bilang ya," ujar Felicia. Adik-adik nya mengangguk-angguk patuh.

"Di bilangin gak bisa," ujar Annisa membuat Felicia terkekeh. Annisa tidak mungkin memarahinya. Felicia sangat tau tabiat sang mama yang tidak mampu tegas memarahi anak-anaknya.

"Ma cepetan dong! Aliya udah mau telat nih!" ujar Aliya.

"Ghani aja masih santai kamu kenapa ribut banget," sahut Annisa.

"Ih bang Ghani mah udah langganan BK ma. Aliya kan gak pernah masuk BK dan gak mau menginjakkan kaki Aliya di ruangan menyeramkan itu!"

"Kamu terlalu hiperbola Ya. Abang waktu kelas tujuh lebih santai lagi dari kamu," ujar Ghani sambil mengangkat satu kakinya ke atas kursi.

Felicia's EarthUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum