Pengambilan Rapor

97 7 2
                                    

Hari ini ada pengambilan rapor semester pertama untuk adik-adik nya. Felicia terpaksa sebelum berangkat kuliah harus mengambil raport Ghani dan Aliya.

Sedangkan Annisa mengambil rapor sang bungsu yang sekolah nya lumayan jauh dari sekolah kakak-kakaknya.

"Kelas kamu di mana bang?" tanya Felicia setelah selesai mengambil rapor Aliya. Nilai gadis itu sangat amat memuaskan. Aliya mendapat peringkat dua di kelasnya.

Walau sudah dapat peringkat dua, gadis itu masih saja mendumel. Katanya dia sangat kesal dengan laki-laki yang menjadi peringkat pertama di kelasnya. Menurut gadis itu, lelaki yang menjadi peringkat pertama tidak lebih baik dari nya.

"Di paling pojok," jawab Ghani sambil menunjukkan arah jalan menuju kelas nya.

"Nilai nya bagus-bagus gak nih?"

"Pasti bagus lah," jawab Ghani dengan sangat percaya diri.

Sepanjang lorong menuju kelas Ghani. Felicia merasa dilihati oleh seluruh siswa-siswi yang memang hadir di sekolah.

"Seragam kamu benerin banyak yang liatin tuh," ujar Felicia, menyuruh Ghani untuk merapihkan seragam nya yang berantakan.

Lelaki itu tidak memakai dasi, baju nya pun di keluarkan dan tidak di setrika. Aura lelaki itu seperti seorang bad boy.

"Iya nanti."

"Ini kelas aku," ujar Ghani. Felicia menghentikan langkah kaki nya. Gadis itu mengintip sedikit ke dalam kelas.

"Ini kamu gak ikut masuk kelas?" tanya Felicia merasa ragu untuk memasuki ruang kelas itu.

"Gak lah."

"Ya udah, kakak masuk dulu, jangan kemana-mana tetep di sini!" perintah Felicia. Ghani mengangguk patuh.

Felicia memasuki ruangan kelas Ghani, kemudian duduk di salah satu kursi yang di sediakan menunggu giliran untuk dipanggil.

Baru saja Felicia ingin membuka ponsel nya, nama Ghani langsung di sebut oleh guru yang duduk di depan kelas.

Felicia langsung saja menghampiri guru itu. "Wali nya Ghani?" tanya guru itu dengan senyum ramah. Wali kelas Ghani masih sangat muda dan cantik.

"Iya bu," jawab Felicia dengan canggung.

"Duduk dulu kak." Felicia tersenyum kemudian duduk di depan guru itu.

"Kakak nya Ghani ya?" tanya guru itu lagi.

"Iya bu."

"Wah kakaknya Ghani cantik ya, masih kuliah atau sudah bekerja?" tanya guru itu yang Ghani bilang namanya Lestari.

"Masih kuliah bu," jawab Felicia.

"Oalah."

"Oh iya, Ghani tuh pinter banget loh!" puji bu Lestari.

"Oh ya? Makasih bu!"

"Tapi, maaf nih ya kak, Ghani itu lumayan nakal di kelas. Dia suka beberapa kali bolos mata pelajaran, dia juga sering tidur di kelas. Saya sampai pusing denger teguran-teguran dari guru mata pelajaran."

"Tapi saya sedikit heran, setiap dia di tanya sama saya atau guru-guru lain, dia bisa jawab pertanyaan saya dan guru-guru lain. Dia juga selalu ngumpulin tugas walau tingkahnya kayak gitu. Nilai nya bisa aja jadi sempurna kalau nakal nya di kurangin dikit," ujar guru itu membuat Felicia terkekeh.

"Iya, saya juga udah sering bilangin gitu ke dia."

"Ya udah kak, untuk rapor kali ini nilai nya bagus-bagus, tapi saya gak bisa kasih nilai sempurna, ya karena itu," ujar bu Lestari.

Felicia's EarthWhere stories live. Discover now