"Nay hari ini masih ada kelas gak sih?" tanya Felicia sambil merapihkan alat-alat tulis nya. Kepala nya sudah mulai pusing, di karenakan ada kuis dadakan di mata kuliah sebelumya.
"Kan ada kelas nya Dokter Neti. Feli Gak ingat ya?" tanya Naya yang merupakan teman satu jurusan nya.
"Oh iya, aduh males banget ketemu Dokter Neti," ucap Felicia dengan tangan mengurut keningnya.
"Walaupun Naya gak suka sama Dokter Neti, tapi kalo di kelas ada Ersakha sih Naya rela sampe subuh diajar Dokter Neti," ujar Naya sambil senyum-senyum sendiri menatap Ersakha yang duduk tidak jauh dari mereka.
"Idih, lebay! Emang lo beneran mau sampe subuh di kampus terus?" tanya Felicia. Naya sontak menggeleng.
"Enggak juga sih, Naya emang suka liat Ersakha tapi Naya gak mau mati karena geger otak nanti nya."
Felicia hanya terkekeh mendengar celotehan gadis itu. Naya tidak tau saja dirinya adalah kekasih dari Ersakha, jika saja Naya tau kira-kira Naya akan seheboh apa ya nanti nya.
"Feli baca berita kampus hari ini gak?" tanya Naya, ingin memulai pergosipan.
"Males baca gituan, buang-buang waktu belum tentu juga fakta kadang hoax. Mending belajar Nay nanti ngulang matkul, cepek sendiri," ucap Felicia panjang lebar.
"Ih Feli mah pikiran nya belajar mulu, sekali-kali hangout kek, jalan-jalan gitu sama yang lain, gak capek apa belajar mulu?" tanya Naya.
"Hangout? Waktu buat tidur aja gue gak ada, apa lagi hangout."
"Iya sih Naya juga. Tapi idup tuh ya Feli, dibawa santai aja, gak usah terlalu dipikirin, hiduplah seperti hari ini adalah hari terakhir kamu hidup." Felicia terkekeh mendengar celotehan panjang dari Naya.
"Terkadang gue mau hidup kayak gitu, tapi gue gak akan bisa hidup seperti itu."
"Ya kenapa? Tolong sertakan alasan nya ya!"
Felicia tersenyum. "Ada deh! Naya kepo deh!"
"Ish Feli mah bikin Naya penasaran aja, jawab dong Feli!" ujar Naya kesal.
"Ada deh pokoknya, jangan kepo!" ucap Felicia membuat Naya mendengus kesal.
Jika hidup seperti hari ini adalah hari terakhir, dirinya akan berbuat apapun yang ia mau tanpa berpikir akan masa depan, dan hal itu tentu bukan hal yang baik baik. Nyatanya hidup akan terus berjalan.
"Gak mau tau Naya ngambek, gak peduli ah! Naya ngambek."
"Ya udah."
"Feli mah gitu gak temen pokoknya! Jangan pernah deket-deket sama Naya lagi, hush hush sana!" ujar Naya sambil mendorong-dorong bahu Felicia untuk menjauh dari nya. Felicia terkekeh pelan. Naya mirip sekali dengan anak TK yang ngambek karena tidak diberikan permen.
Namun walau dia terlihat seperti anak kecil, otak gadis itu sangat lah encer. Kadang Felicia iri sendiri, kok bisa ada orang yang terlihat tidak belajar dan hidupnya santai-santai saja, tetapi sangat pintar. Sedangkan dirinya harus belajar mati-matian untuk diakui pintar oleh orang lain.
"Jadi gak mau ngasih tau nih berita terbaru nya apa?" tanya Felicia membuat Naya langsung menoleh menatap nya.
"Feli tau gak sih!" Nah kalau sudah membicarakan gosip pasti Naya langsung lupa dengan apa yang baru saja terjadi beberapa saat lalu. Seakan gadis itu amnesia kalau tadi gadis itu sedang ngambek.
"Apa?" tanya Felicia.
"Ersakha sama Audrey kepergok pulang bareng malem-malem banget dari kampus! Kira-kira mereka abis ngapain ya? Apa lagi ya kata orang yang liat tuh baju Audrey lecek gitu!" ujar Naya.
YOU ARE READING
Felicia's Earth
RomanceWhen Mahalini said, "Restu nya tak berpihak pada kita." Tidak ada kata 'damai' untuk dua keluarga yang tinggal saling bersebrangan itu. Setiap hari nya ada saja yang mereka ributkan. Tidak ada yang mau mengalah, mereka tetap kukuh dalam keras kepala...
