Awal Segalanya

587 23 0
                                    

~ Kisah kita dimulai pada hari ini ~

"Eh jangan dorong-dorong dong!"

"Pada bisa sabar gak sih!"

"Anak-anak tolong keluar nya satu-satu!"

"Woi pelan-pelan dong!"

Seorang perempuan di dalam bus mendengus kesal. Sedari tadi tubuh nya dihimpit dan terdorong-dorong oleh banyak nya manusia tidak sabaran.

"Astaga! gila lo pada!" pekik gadis itu bertepatan dengan tubuh nya yang terhempas keluar dari bus. Hampir saja tubuh nya terjatuh mengenai tanah yang berlumpur itu, jika saja tubuhnya tidak ditahan oleh seseorang.

"Rese banget sih tuh orang-orang! Kayak anak TK aja! Anak TK aja masih bisa di atur!" dumel gadis itu, kemudian menegakkan tubuh nya kembali.

"Sabar Fel," ucap seseorang diakhiri oleh tawa pelan. Gadis itu sontak saja mendongak menatap orang yang baru saja berbicara kepada nya.

"Eh Cedrik?"

"Iya," ucap lelaki itu sambil tersenyum kepada nya.

"Ah makasih ya!" ucap gadis itu sambil menjauhkan dirinya beberapa langkah dari lelaki bernama Cedrik itu.

"Sama-sama Fel, lain kali hati-hati ya!" Gadis itu tidak bisa menahan senyum nya lagi. Nasihat laki-laki itu terdengar sangat manis di telinganya.

"Gue udah hati-hati kok, mereka nya aja yang gak sabaran," dengus gadis itu berusaha menutupi salah tingkah nya.

"Bener juga sih, lo udah hati-hati mereka yang salah!" ujar Cedrik diakhiri kekehan pelan. Felicia kembali tersenyum mendengar penuturan laki-laki itu.

"Eh Fel gue duluan ya. Temen-temen gue udah pada nungguin tuh di sana!" ujar Cedrik sambil menunjuk ke arah warung kecil tak jauh dari tempat nya berdiri.

"Oh, ya udah sana! Gak enak ditungguin," balas Felicia tanpa melunturkan senyum diwajahnya.

"Bye Fel!"

Gadis itu mengangguk sambil senyum-senyum sendiri. Namun tak lama kemudian gadis itu menghela nafas nya. Ia menatap punggung lelaki itu yang mulai menjauh dari nya.

Mengapa rasanya menjadi begitu sepi saat lelaki itu pergi.

Felicia tiba-tiba saja teringat dengan sahabat nya. Gadis itu langsung panik ketika tidak mendapati sang sahabat di sampingnya. Padahal Felicia yakin sekali sedari tadi perempuan itu ada di belakang nya.

Baru saja Felicia ingin mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam tas, untuk menghubungi perempuan itu, tepukan di bahu serta suara yang sangat dia kenali, membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"Fel! ternyata lo di sini! Gue nyariin lo kemana-mana tau!" ucap gadis itu dengan rambut hitam yang tergerai indah.

"Eh emang nya kapan lo keluar? Bukan nya tadi lo ada di belakang gue?" tanya Felicia dengan raut heran, ketika mendengar ucapan sahabat nya yang seakan-akan sudah keluar lebih dahulu dari bus.

"Orang-orang pada gak sadar aja sih, padahal kan pintu bus bukan cuma di depan, di belakang juga ada kali," ucap Dilla membuat Felicia langsung menoleh ke arah pintu belakang bus yang begitu sepi.

Mata gadis itu mengerjab-ngerjab beberapa kali. Perasaan tadi pintu itu tertutup deh. Kenapa sekarang terbuka lebar.

"Lah iya, pintu belakang ke buka! Kok lo gak bilang ke gue?" tanya Felicia.

"Tadi nya gue udah mau bilang ke lo, tapi lo nya keburu hilang di telan kerumunan orang-orang."

"Sumpah! Kenapa sih gue gak liat coba! Kalo aja tadi gue liat ada pintu di belakang, kan gue gak perlu berdempetan dengan manusia-manusia gak sabaran itu!" ucap Felicia dengan kesal.

Felicia's EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang